Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Guru soal GW, Bocah yang Dibunuh Ibunya karena Sering Ngompol

Kompas.com - 13/11/2017, 18:29 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com - NW (25), seorang ibu rumah tangga di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, tega menganiaya anaknya, GW (5), hingga tewas. Alasan NW menganiaya GW, lantaran kesal anaknya sering ngompol.

GW merupakan siswa sebuah taman kanak-kanak (TK) berinisial GM yang terletak di kawasan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Kepala sekolah TK GM, Mery mengungkapkan perubahan sikap korban selama beberapa bulan terakhir ini.

"GW bersekolah di sini sejak play group saat usianya masih 3 tahun. Jadi sudah dua tahun (GW) sekolah di sini. Awalnya GW itu periang, tapi setelah dia pulang dari Bangka beberapa bulan yang lalu dia terlihat sangat murung," ujar Mery saat ditemui di kantornya, Senin (13/11/2017).

Baca juga : Ibu yang Aniaya Anaknya hingga Tewas di Kebon Jeruk Terancam 15 Tahun Penjara

Mery bercerita, sebelum kepulangan GW ke Bangka yang merupakan kampung halaman ibunya tersebut, GW sering diantar dan jemput oleh tantenya karena sang ibu sibuk bekerja.

Setelah pulang dari Bangka, ibunda GW diketahui sudah tidak bekerja lagi dan rutin mengantar jemput GW.

"Beberapa bulan ini, kami juga sering melihat ada luka-luka tak lazim di bagian wajah GW. Namun saat ditanya guru pembimbingnya, GW menjawab luka itu akibat jatuh saja saat bermain," kata Mery.

Barang bukti kasus kematian GW (5) di tangan ibu kandungnya sendiri.Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com Barang bukti kasus kematian GW (5) di tangan ibu kandungnya sendiri.
Tak hanya itu, beberapa minggu yang lalu, GW masuk sekolah dengan mengenakan kaos lengan panjang sebagai pelapis seragam sekolahnya.

Menurut Mery, GW tampak lemas. GW hanya menunduk dan meletakkan kepalanya ke meja sambil menyilangkan kedua tangannya ke meja.

Baca juga : Seorang Ibu Aniaya Anaknya hingga Tewas karena Sering Ngompol

Mery melanjutkan, ada seorang guru yang mengelus punggungnya dan menanyakan kondisinya.

"GW kenapa kok lemas begini?" tanya seorang guru saat itu.

Namun saat disentuh bagian punggungnya, GW menjerit kesakitan. Sang guru pun terkejut dan melihat ada luka goresan di bagian badan yang tak tertutup kaos panjang.

"Guru tanya ini luka apa GW, bentuknya garis-garis begitu. Ketika diintip sampai dalam kaos ternyata luka garis yang mirip luka cakaran itu banyak sekali sampai memenuhi punggungnya," kata Mery.

Saat itu guru kelas GW langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Mery. Ia pun meminta GW melepaskan bajunya untuk diperiksa.

Baca juga : Ibu yang Bunuh Anaknya karena Sering Ngompol Akan Dicek Kejiwaannya

Namun GW menolak dan mengatakan luka tersebut hanya bekas terjatuh dari tangga kantor ibunya saja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com