Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Rekaman Ombudsman, Pria Diduga Preman Mengaku Punya Semua Jadwal Razia Satpol PP

Kompas.com - 24/11/2017, 22:21 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Ombsudman RI melakukan investigasi dengan merekam pengakuan preman yang diduga bekerjasama dengan oknum Satpol PP untuk melakukan pungutan liar (pungli) terhadap pedagang kaki lima (PKL) yang hendak berjualan di salah satu kawasan di Jakarta.

Koordinator Investigasi Ombusdman Nyoto Budianto menjelaskan, ditemukan praktik pungli yang melibatkan oknum Satpol PP dan preman sebagai perantara dengan PKL. Bahkan ada indikasi bahwa preman dan PKL dibekingi oleh Satpol PP.

"Diduga rekan-rekan pengurus (preman) ini punya link ke Satpol PP. Karena Satpol PP enggak langsung ke pedagang," ujar Nyoto usai konfrensi pers terkait dugaan maaldministrasi yang dilakukan Satpol PP DKI Jakarta, di Kantor Ombsudman, Jakarta Selatan, Jumat (24/11/2017).

Dalam rekaman singkat yang ditunjukan kepada wartawan, tampak sebuah perbincangan antara seorang laki yang diduga merupakan preman dan seorang wanita yang merupakan investigator Ombusdman yang menyamar sebagai calon penyewa lapak berdagang.

Baca juga : Rekaman Video Perlihatkan Adanya Praktik Pungli oleh Satpol PP

Dalam percakapan yang terekam, investigator yang tengah menyamar menanyakan perihal keamanan untuk berdagang di daerah yang telah disepakati. Keamanan itu termasuk terbebas dari razia yang dilakukan Satpol PP.

Adapun preman itu mengatakan, dia memegang seluruh jadwal razia Satpol PP di daerah itu. Preman itu akan memberikan informasi jika hendak dilakukan razia.

"Semua jadwal kan ada sama saya, jadwal razia. Ini tanggalnya. Jadwal razia udah ada buat saya. Ntar gua kasih tau jam berapa, entar ditelpon," ujar laki-laki tersebut.

"Jadi abang pegang juga nih jadwal?" tanya investigator memastikan.

"Iya."

"Amankan berarti?"

"Aman;" ujar laki-laki itu meyakinkan.

Baca juga : Ombudsman Sebut Pemprov Tak Respons Hasil Monitoring Pungli Satpol PP

Sejumlah petugas Satpol PP berjaga di atas trotoar yang dipenuhi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/10/2017). Meskipun sudah ditertibkan, para PKL tersebut masih saja berjualan di atas trotoar dengan alasan harga sewa toko yang sangat mahal.ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA Sejumlah petugas Satpol PP berjaga di atas trotoar yang dipenuhi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/10/2017). Meskipun sudah ditertibkan, para PKL tersebut masih saja berjualan di atas trotoar dengan alasan harga sewa toko yang sangat mahal.

Pada pertengahan November, Ombusdman melakukan monitoring di tujuh daerah rawan PKL yang ada di Jakarta. Tujuh daerah itu antara lain Pasar Tanah Abang, Stasiun Tebet, Setia Budi Menara Imperium, kawasan Jatinegara, Setia Budi Perbanas, dan kawasan Stasiun Manggarai.

Monitoring itu memperlihatkan kesemrawutan yang terjadi di tujuah wilayah tersebut. Komisioner Ombsudman Adrianus Meliala menduga bahwa hal itu terjadi karena adanya transaksi "di bawah tangan" yang dilakukan oleh oknum Satpol PP, preman, dan PKL.

Hal ini dinilai membuat petugas Satpol PP tak lagi bebas untuk melakukan penegakan aturan.

"Hal itu berimbas pada tidak optimalnya peran Satpol PP sebagai penegak Perda (peraturan daerah). Karena dia sudah terima duit,maka dia enggak bisa menegakkan Perda," ujar Adrianus.

Baca juga : Satpol PP Pasang Mata-mata untuk Tindak Lanjuti Temuan Ombudsman

Wakil Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Hidayatullah saat dikonfirmasi mengatakan sudah mencari oknum Satpol PP yang menerima suap dari PKL. Namun, dia belum menemukan praktik pungutan liar seperti yang disebutkan Ombudsman.

Hidayatullah sudah menanyakan temuan itu kepada Ombudsman. Dia meminta Ombudsman menjelaskan lebih detil mengenai oknum-oknum Satpol PP yang mereka temukan. Namun, Hidayatullah tidak menerima jawaban itu.

"Jadi difitnah terus kami Satpol PP ini," ujar Hidayatullah ketika dihubungi Jumat siang.

Kompas TV Salah satu pekerjaan rumah pemerintah provinsi DKI Jakarta adalah pembenahan kawasan Tanah Abang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com