Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Manajemen Cinere Bellevue Tak Hadiri Mediasi Bersama Warga dan DPRD Kota Depok

Kompas.com - 10/12/2017, 11:51 WIB
Setyo Adi Nugroho

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak manajemen PT Mega Pasanggarahan Indah (MPI) membenarkan bahwa mereka tidak dapat hadir di kantor DPRD Kota Depok, Jumat (8/12/2017) lalu untuk bertemu dengan para pemilik apartemen dan tenant Cinere Bellevue.

Pihak manajemen mengaku telah membalas surat DPRD kota Depok yang bernomor 005/S-12-DPRD tertanggal 5 Desember 2017 dengan surat 1432/MPI-CBR/OPR/XII/17 tertanggal 7 Desember 2017. 

Menurut keterangan tertulis dari PT MPI yang diterima Kompas.com, Minggu (10/12/2017), pihak manajemen telah menyampaikan kepada DPRD bahwa pihaknya memberikan perkembangan perbaikan gedung dan hal-hal apa saja yang manajemen telah dan terus diupayakan untuk membantu baik penghuni apartemen maupun tenant di Cinere Bellevue.

(Baca juga: Pengelola Cinere Bellevue Akan Dijemput jika Mangkir 3 Kali Mediasi)

"Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap inisasi mediasi lalu, ketidakhadiran secara fisik pihak manajemen dikarenakan manajemen memiliki agenda lain yang sudah terjadwal dan tidak mungkin untuk diubah," demikian bunyi salah satu poin lainnya dalam keterangan tertulis tersebut mengenai alasan pihak manajemen tidak hadir dalam mediasi.

Pihak manajemen juga mengungkapkan, proses musyawarah mufakat telah dilakukan bersama seluruh penghuni apartemen sehingga semua pihak telah memahami posisi dan situasi masing-masing.

Sebelumnya diberitakan, para pemilik apartemen Cinere Bellevue mendatangi kantor DPRD kota Depok, Jumat (8/12/2017) untuk melakukan mediasi terhadap perselisihan mereka. PT MPI ketika itu tidak dapat hadir dalam mediasi tersebut.

Mediasi tersebut dilakukan untuk membicarakan perselisihan antara pemilik apartemen dan tenant Cinere Bellevue dengan PT MPI terkait ganti rugi pasca peristiwa kebakaran Oktober lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com