Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GM Uber Asia Tenggara Tanggapi soal Ojek Online yang Bikin Macet

Kompas.com - 13/12/2017, 21:54 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - General Manager Uber untuk Asia Tenggara dan Asia Utara Chan Park tidak setuju apabila UberMotor, salah satu layanan transportasi daring yang dikelolanya, disebut menyebabkan kemacetan di Jakarta lantaran kerap menunggu pelanggan di beberapa tempat publik.

"Saya pikir jika pemerintah atau penduduk kota Jakarta merasakan layanan Uber menciptakan masalah dan kemacetan, jelas bukan menjadi salah satu tujuan kami dan kami akan terus bekerjasama dengan pemerintah kota untuk memastikan itu tidak akan terjadi ke depannya," kata Park kepada Kompas.com, di XXI Club Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2017).

Park justru mengklaim kalau berbagai layanan yang ada di aplikasi Uber justru telah membantu mengurai kemacetan lalu lintas di Jakarta.

"Kami pikir kami telah membantu mengurai kemacetan di Jakarta dengan membuat orang-orang tak lagi membawa mobil atau motornya sendiri ke jalanan dan menggunakan salah satu layanan milik kami," ujar dia.

Baca juga : Sejumlah Pengemudi Ojek Online Pukul dan Ludahi Petugas Sudinhub

Di sisi lain, Park juga menanggapi soal perilaku individu para mitra pengendaranya. Menurut dia, semua mitra pengendara Uber selalu dinilai berdasarkan umpan balik atau feedback dari konsumen.

"Kami membantu para driver untuk belajar memberikan pelayanan yang baik ke konsumen dan bagaimana menjadi driver uber yg terbaik."

"Kami juga akan terus mengutamakan keselamatan sehingga pada 2018 nanti akan lebih banyak pelatihan yang diberikan ke driver terkait hal tersebut," ujarnya.

Baca juga : Tunggu Penumpang hingga Sinyal Kabur Jadi Alasan Ojek Online Mangkal

Kompas TV Transportasi “Online” Uber Merugi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com