Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komite PK Jadikan Kasus Sumber Waras dan Cengkareng sebagai Pelajaran

Kompas.com - 05/01/2018, 10:36 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, telah mengumumkan nama lima orang yang masuk dalam Komite Pencegahan Korupsi (Komceko) DKI. Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto didaulat menjadi ketuanya.

Fokus kerja salah satu bidang dalam Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) ini adalah mencegah tindak pidana korupsi dalam berbagai proses pemerintahan di DKI Jakarta.

Kamis (4/1/2017) kemarin, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno melaporkan  perkembangan kasus pembelian lahan Cengkareng Barat dan Sumber Waras kepada Bambang Widjojanto. Ia mengatakan, hal ini dilakukan agar Komceko mencegah kasus semacam itu terulang. Ia berharap kasus pembelian lahan di DKI tak lagi menjadi temuan BPK (badan pemeriksa keuangan).

Baca juga : Sandiaga Laporkan soal Sumber Waras dan Lahan Cengkareng ke KPK DKI

Pembelian lahan milik Yayasan Kesehatan Sumber Waras (YKSW) dan Cengkareng sempat menuai kontroversi. BPK menilai ada ketidakcermatan Pemprov DKI dalam proses pembelian lahan tersebut.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pernah memanggil mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan sejumlah jajarannya untuk memberikan penjelasan terkait dugaan tindak pidana korupsi dalam proses pembelian lahan Sumber Waras. Dugaan tersebut akhirnya gugur karena tindak pidana tidak ditemukan.

Pembelian lahan Cengkareng menjadi masalah karena setelah ditelusuri, lahan yang dibeli Pemprov DKI tersebut masih merupakan aset milik Pemprov DKI sendiri.

Sandi meminta Komceko mengawasi proses pembelian lahan oleh Pemprov DKI di kemudian hari. Dengan demikian, anggaran terserap dan tidak ada unsur korupsi di dalamnya.

Fokus Komceko

Pengawasan terhadap proses pembelian lahan oleh Pemprov DKI ini menjadi salah satu fokus kerja Komceko. Bambang mengatakan, timnya akan mengintegrasikan mulai dari sistem planning budgeting hingga evaluating process.

"Itu harus semuanya (proses dan evaluasi) satu, itu satu tarikan, kalau sistem manajemennya harus begitu," kata dia, Kamis.

Bambang mengatakan, salah satu hal yang menyebabkan tindak korupsi dalam berbagai pengeluaran daerah adalah pembayaran secara tunai. Menurut pengalamannya saat menjabat sebagai Wakil Ketua KPK, sebagian besar isu korupsi ada di APBN-P (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan) atau APBD-P (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan).

"Karena di saat injury time ya, kan dilihat aja salah satunya kan Sumber Waras, dikasih apa? cash. Di akhir Desember itu adalah modus dan itu pola emang di sini," kata dia.

"Rekomendasinya adalah saya akan menggunakan (kasus) cash itu sebagai proses pembelajaran agar tidak terulang lagi," ujar Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com