Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penataan Tanah Abang, Jeritan Sopir Angkot, dan Jawaban Anies-Sandi

Kompas.com - 23/01/2018, 10:06 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memulai penataan kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat pada 22 Desember 2017.

Penataan jangka pendek ini dilakukan dengan menutup ruas Jalan Jatibaru Raya pada pukul 08.00-18.00 untuk semua kendaraan, kecuali transjakarta.

Satu ruas jalan tersebut ditutup dan dijadikan tempat berjualan pedagang kaki lima (PKL). Para PKL itu diberi tenda gratis untuk berjualan.

Sementara itu, satu ruas jalan lainnya digunakan sebagai lintasan transjakarta "Tanah Abang Explorer". Kebijakan itu menuai pro dan kontra.

Tepat satu bulan kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno itu diterapkan, para sopir angkot yang rutenya melintasi kawasan Tanah Abang melakukan aksi protes di depan Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/1/2018).

Mereka tidak menerima kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menutup ruas jalan demi PKL.

Baca juga : Puncak Kekecewaan Sopir Angkot atas Penutupan Jalan di Tanah Abang...

Menurut koordinator aksi demo para sopir angkot, Darmono, mereka menjerit karena omzet mereka turun 50 persen setelah penataan di Tanah Abang.

"Omzet kami menurun 50 persen setelah penataan Pasar Tanah Abang," ujar Darmono.

Para pengemudi angkutan umum berbagai jurusan Tanah Abang melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/1/2018). Mereka tidak terima dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menutup ruas jalan demi pedagang kaki lima.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Para pengemudi angkutan umum berbagai jurusan Tanah Abang melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/1/2018). Mereka tidak terima dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menutup ruas jalan demi pedagang kaki lima.

Para sopir angkot itu meminta Pemprov DKI Jakarta mengembalikan jalur angkot seperti sedia kala.

Mereka menganggap beroperasinya transjakarta "Tanah Abang Explorer" di jalur yang biasa dilalui angkot menjadi penyebab turunnya omzet para sopir angkot.

Ucapan Darmono diamini Tommi, sopir angkot trayek M10. Tommi mengatakan, pelarangan angkot melintas mengakibatkan omzetnya menurun drastis.

Tommi mengaku selama beberapa hari ini tak lagi memberikan uang kepada keluarganya karena sedikitnya penumpang yang didapat.

"Puluhan tahun saya jadi sopir angkot, asam garam sudah saya dapat. Baru kali ini ada pemerintahan yang gini banget, Pak," ujar Tommi.

Ancam mogok beroperasi

Salah satu koordinator aksi demo sopir angkot, Borlin Simbolon, mengatakan bahwa mereka akan terus melakukan aksi jika Jalan Jatibaru Raya tidak dibuka kembali.

Halaman:


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com