JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, para sopir angkot di Tanah Abang sebenarnya juga belum satu suara terkait solusi rekayasa lalu lintas. Khususnya terkait penutupan Jalan Jatibaru Raya yang kini menjadi tempat PKL dari pagi hingga petang.
Hal ini diketahui dari diskusi sopir angkot sebelumnya dengan Pemprov DKI Jakarta.
"Di antara mereka belum sepakat, yang didorong mereka adalah pembukaan kembali Jalan Jatibaru," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (29/1/2018).
Oleh karena itu, Sandiaga mengajak sopir angkot yang demo hari ini bertemu Rabu (31/1/2018). Ia ingin menanyakan tuntutan sopir membuka Jalan Jatibaru Raya kembali. Termasuk mengenai penurunan omzet setelah tidak melintasi jalan tersebut.
Baca juga: Taufik: Dari Dulu Tanah Abang Macet, tetapi Enggak Ribut Begini...
Ia mengatakan, aspirasi mereka harus didengar. Sandiaga tidak ingin mereka menjadi korban penataan yang dilakukan pemerintah.
"Kami harus rangkul mereka (sopir angkot Tanah Abang) karena mereka juga sektor yang menghasilkan solusi bagi warga Jakarta. Ini mereka punya penghasilan yang kami harus pastikan tidak tercerabut dengan penataan kami," ujar Sandiaga.
Para sopir angkot yang rutenya melintasi kawasan Tanah Abang melakukan aksi protes di depan Balai Kota DKI Jakarta pada Senin (22/1/2018). Mereka menyebut, penutupan ruas jalan Jatibaru Raya menyebabkan omzet para sopir angkot menurun hingga 50 persen.
Baca juga: Rabu, Sandiaga Undang Sopir Angkot Tanah Abang Ngopi di Balai Kota
Dishub DKI menawarkan pemberlakuan sistem ganjil genap hingga program OK Otrip untuk para sopir. Meski demikian, hingga saat ini belum ditemui kesepakatan.
Hari ini, para sopir angkot kembali melakukan aksi unjuk rasa dengan melakukan mogok kerja. Puluhan angkot yang berasal dari trayek 03, M08, M09, M10, memarkirkan angkot mereka di depan pintu masuk Stasiun Tanah Abang yang berada di kolong jembatan layang Jalan Jatibaru Bengkel.