Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Pelecehan Seksual di KRL, Jangan Ragu Teriak atau Lakukan Ini...

Kompas.com - 10/02/2018, 05:49 WIB
Rima Wahyuningrum,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya kasus pelecehan seksual di Kereta Rel Listrik (KRL) membuat PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) bersama penumpang bergerak menggelar kampanye "Komuter Pintar Peduli Sekitar" pada 9 Febuari-21 April 2018.

Mereka membuka petisi agar dilakukan pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. Ada pun cara yang dilakukan yaitu membagikan selembaran informasi pencegahan dan mengajak penumpang ikut menandatangai petisi pada dua lembar spanduk di stasiun.

Pelaku pelecehan seksual melakukan beragam modus dalam melancarkan aksinya dengan mendekatkan diri pada targetnya.

Di antaranya yaitu meraba paha/kemaluan/pantat, menggesekkam kemaluan pada penumpang yang duduk/berdiri dan meraba dada/pinggang dari samping dan belakang.

Baca juga : Penumpang KRL Tanda Tangani Petisi Lawan Pelecehan Seksual

Berikut cara untuk meminta bantuan saat menghadapi pelaku pelecehan seksual di KRL:

1. Berteriak sekencang-kencangnya

Cara ini menarik perhatian penumpang lainnya dan tertuju pada Anda sehingga mereka akan membantu dengan sigap.

2. Bercerita ke orang lain di sebelahnya

Jika tidak berani untuk mengungkap kejadian secara langsung, bisa bercerita kepada orang yang ada di sebelah Anda. Hal ini dinilai efektif untuk kepekaan penumpang lain atas kejadian serupa dan mengurangi rasa takut korban.

Baca juga : Korban Pelecehan Seksual di Kereta Diimbau Tak Takut Melapor

3. Gunakan alat bantu

Barang-barang bawaan Anda bisa jadi 'alat perang' saat berhadapan dengan pelaku pelecehan seksual di KRL. Di antaranya yaitu cincin bermata besar, payung, helm, parfum, buku, kacamata, peluit, minyak gosok, sepatu hak, dan lainnya.

Penyerangan bisa dilakukan dengan menyasar ke arah mata atau wajah dan kemaluan pelaku agar kita punya waktu melarikan diri.

4. Segera melaporkan kepada petugas

Jika Anda menjadi korban, bisa langsung segera melaporkan kepada petugas yang berjaga di setiap gerbong. Setelah dilaporkan, pelaku akan menjalani proses penindakan di stasiun pemberhentian terdekat.

Menurut data PT KCI, terdapat 12 kasus pelecehan seksual baik di KRL dan stasiun sepanjang 2017. Ditambah dengan dua kasus terbaru pada 2018.

Namun, hingga saat ini para korban enggan menindaklanjuti kasus yang dialaminya hingga ke pihak kepolisian.

Baca juga : PT KCI Edukasi Masyarakat agar Tak Takut Laporkan Pelecehan Seksual

Kompas TV Baru saja dihebohkan dengan kasus perawat melecehkan pasien, dugaan pelecehan seksual kembali terjadi di Rumah Sakit National Hospital Surabaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com