Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Rusun KS Tubun yang Menanti Dihuni...

Kompas.com - 12/03/2018, 20:25 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

Angin sepoi-sepoi ikut menyejukkan sepanjang lorong dan ruang hunian dari jendela yang terbuka.

"Di sini enggak usah pasang AC juga sudah dingin, anginnya kencang kayak di pinggir pantai. Ventilasi ke ruang-ruangnya juga sudah bagus," ujar Agus. 

Lampu sudah menyala di sepanjang lorong. 

Strategis

Lokasi Rusunawa KS Tubun dinilai strategis karena dekat stasiun dan pasar Tanah Abang.

Dari halaman rusun, terdengar suara kereta yang sedang melintas.

Area rusun dengan stasiun dibatasi jalan inspeksi dan Kali Ciliwung.

Baca juga: Alasan Rusun KS Tubun Akan Dipatok Harga Sekitar Rp 1,7 Juta

"Kalau dulu perencanannya akan ada jembatan langsung ke stasiun, tetapi jadinya seperti ini, enggak ada. Enggak tahu nanti mungkin kalau ramai akan dibuat," ujar Agus. 

Rusunawa KS Tubun mulai dibangun 2014 dan baru selesai pada awal 2016.

Setelah setahun didirikan, rusun tersebut belum dihuni dan hanya dijaga petugas pemeliharaan gedung, petugas kebersihan, dan keamanan.

Baca juga: Harga Sewa Rusun KS Tubun Diperkirakan Sekitar Rp 1,7 Juta per Bulan

Salah satu ruang kamar di Rumah Susun KS Tubun di Jalan KS Tubun Raya, Palmerah, Jakarta Barat pada Senin (12/3/2018). RIMA WAHYUNINGRUM Salah satu ruang kamar di Rumah Susun KS Tubun di Jalan KS Tubun Raya, Palmerah, Jakarta Barat pada Senin (12/3/2018).
"Memang belum ada yang huni, tetapi kami mengecek ke ruang-ruangannya. Biasanya masalah pintu atau pipa bocor. Soalnya, kan, ini kerja borongan mungkin agak kurang jeli," ujar seorang petugas kebersihan yang tidak ingin disebutkan namanya.

Ia bersama petugas 8 orang kebersihan, 10 mekanik, dan 10 petugas keamanan mulai aktif bekeja sejak Februari 2017.

Menanti penetapan tarif sewa

Stasiun Tanah Abang dilihat dari lantai 2 Rusun KS Tubun, Palmerah, Jakarta Barat pada Senin (12/3/2018).RIMA WAHYUNINGRUM Stasiun Tanah Abang dilihat dari lantai 2 Rusun KS Tubun, Palmerah, Jakarta Barat pada Senin (12/3/2018).
Pada kesempatan berbeda, Kepala Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta Surahman menjelaskan kendala yang menyebabkan Rusunawa KS Tubun belum bisa dihuni.

"Sekarang ini kendalanya terkait penetapan tarif. Sekarang kami lebih menunggu Pergub dulu, kalau enggak dihuni keburu rusak," kata Surahman.

Baca juga: Karena Lokasi, Harga Sewa Rusun KS Tubun di Tanah Abang Lebih Tinggi

Pihaknya bersama tim pengembangan bangunan rusun non fisik telah menetapkan prediksi tarif sewa Rp 1.700.000 per bulan.

Kompas TV Tunggak Bayar Sewa, 105 Unit di Rusunawa Tambora Disegel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com