Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Bersihkan Muara Angke dari Sampah, Dihantam Gelombang hingga Hujan Deras

Kompas.com - 19/03/2018, 14:22 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Yusen Hardiman mengatakan, kondisi cuaca di perairan Teluk Jakarta menghambat pengangkutan sampah yang memenuhi pesisir Muara Angke, Jakarta Utara.

"Karena ini sampah di tepi laut, handicap-nya masalah cuaca. Ini hilir mudik kapal saja memakan waktu," kata Yusen.

Ia menjelaskan, perjalanan kapal pengangkut sampah itu dipengaruhi ketinggian air di kawasan tersebut.

Ketika air surut, kapal-kapal sulit mendekati lautan sampah karena dikhawatirkan dapat kandas.

"Boro-boro (kapal) sandar, lalu lintasnya saja terganggu," katanya.

Baca juga: Sandi Sebut Sampah di Teluk Jakarta Ada sejak 2014 dan Belum Ditangani

Petugas membersihkan lautan sampah yang menumpuk di kawasan Teluk Jakarta, Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu (18/3/2018). Pencemaran limbah domestik rumah tangga di Teluk Jakarta ini memenuhi perairan seluas 7.500 meter persegi.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Petugas membersihkan lautan sampah yang menumpuk di kawasan Teluk Jakarta, Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu (18/3/2018). Pencemaran limbah domestik rumah tangga di Teluk Jakarta ini memenuhi perairan seluas 7.500 meter persegi.

Sementara air laut yang pasang dikhawatirkan membuat sampah-sampah yang tertumpuk di bibir pantai tersapu oleh air yang datang.

Tidak hanya gelombang laut, hujan deras juga menghambat pembersihan. Sabtu (17/3/2018) lalu, pengangkutan sampah pun terpaksa dihentikan karena hujan deras.

"Kalau hujan khawatir geledek, bro," kata Yusen.

Pembersihan sendiri telah dimulai sejak Sabtu (17/3/2018). Sebelumnya, bibir pantai di kawasan hutan mangrove Ecomarine dipenuhi sampah sejak awal Februari 2018.

Baca juga: Pembersihan Lautan Sampah di Muara Angke Butuh Waktu Seminggu

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sampah-sampah tersebut didominasi sampah plastik, seperti botol air kemasan, bungkus deterjen, hingga kemasan makanan ringan.

Ketua Komunitas Muara Angke Risnandar mengatakan, lautan sampah tersebut muncul akibat fenomena baratan atau angin barat yang membawa sampah-sampah di laut merapat ke daratan.

Kompas TV Jelang Senin siang, sudah lebih dari 34 ton sampah diangkut dari perairan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com