JAKARTA, KOMPAS.com — Massa dari pengemudi ojek online yang melakukan aksi di depan Istana, Jalan Medan Merdeka Barat, ricuh saat melihat sejumlah pengemudi ojek online tidak ikut melakukan aksi dan lebih memilih mengantar penumpang, Selasa (27/3/2018).
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi pukul 12.30, ada sekitar empat pengemudi yang terlihat berusaha melewati kerumunan massa aksi. Namun, para pengemudi tersebut diteriaki sejumlah pengunjuk rasa yang marah.
Teriakan dengan kata-kata kasar terdengar dari sejumlah pengemudi ojek online. Bahkan, ada dua pengemudi yang terlihat mendapat sejumlah pukulan dari massa yang bertindak anarkistis.
Sejumlah polisi mencoba melerai. Namun, karena jumlah polisi jauh lebih sedikit dari massa, tindakan tersebut sulit dilerai.
Baca juga: Tak Ikut Demo, Pengemudi Ojek "Online" Diejek Rekannya Kurang Duit
Sejumlah massa lain membantu melerai. Namun, malah kerusuhan saling menjadi-jadi di antara mereka. Massa terlihat saling pukul.
"Woi udah-udah, kita saudara. Ngapain berantem, biarin itu kalau dia mau lewat (pengemudi lain), biarin," teriak salah satu massa dari ojek online.
Tampak pengemudi yang sebelumnya dikerubungi massa diamankan polisi. Adapun penumpang yang sebelumnya naik dipaksa turun.
Baca juga: Demo Ojek "Online": Tarif Sekarang Sudah Enggak Manusiawi, Bang!
"Enggak pintar sih tuh ojek, kenapa enggak mutar aja. Ngapain lewat sini coba," ujar salah satu massa pengemudi ojek.
Hingga pukul 12.38, aksi massa masih berlangsung di depan Istana Negara. Unjuk rasa itu menuntut agar perusahaan yang memperkerjakan mereka menerapkan tarif yang rasional. Tarif yang ada saat ini dianggap tidak manusiawi karena terlalu rendah.
Baca juga: Pengemudi Ojek "Online" Demo di Depan Istana, Tuntut Rasionalisasi Tarif