Benar saja, seorang warga bernama Rusdi yang tengah memilih-milih helm itu mengamini ucapan Higler.
Dia berniat membeli helm ojek online itu untuk dicat ulang.
"Ini, kan, kualitasnya lumayan nih, tinggal dicat saja," ujarnya.
Kebanyakan helm yang dijajakan di sana kondisinya tidak mulus.
Ada yang sudah tergores, ditempeli stiker, hingga kaca helm yang pecah.
Begitu pula dengan jaketnya yang pudar warnanya dan kotor.
Higler menyebut, barang yang tak layak jual biasanya akan dikembalikan ke gudang perusahaan tersebut.
Sebelumnya diberitakan, perusahaan penyedia teknologi penyedia jasa transportasi daring Uber resmi diakuisisi kompetitornya, Grab, Senin (26/3/2018).
Melalui kesepakatan tersebut, semua aset serta pangsa pasar Uber yang ada di Asia Tenggara akan dikuasai Grab dan menjadikannya sebagai pemain di bisnis transportasi daring terbesar untuk kawasan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.