Sandi mengatakan, dirinya dan Gubernur DKI Anies Baswedan tetap menjalankan pemerintahan secara transparan.
Sandi mengatakan Anies kerap menggunakan ruang tamu itu untuk beberapa pertemuan. Dia menyebut, tirai itu dipasang agar fokus peserta acara tidak terganggu karena adanya orang yang lalu lalang di luar. Tirai juga dipasang untuk kepetingan Humas Pemprov DKI mengambil gambar.
"Tentunya menambah kefokusan acara supaya di dalamnya itu pencahayaannya tidak terlalu bright sehingga kalau ngambil gambar dari dalam enggak backlight, diusulkan ditaruh tirai ini," kata Sandi pada Senin 27 November 2017.
3. Ruang wakil gubernur
Hal lain yang berubah adalah ruang kerja kepala daerah itu sendiri. Tepatnya ruang kerja wakil gubernur DKI Jakarta dari masa ke masa. Ruang kerja wakil gubernur terdapat di lantai dua. Tata letak ruangannya selalu sama sejak ditempati oleh Basuki Tjahaja Purnama, Sumarsono, dan Djarot Saiful Hidayat.
Ruangan luas itu diisi dengan sofa dan meja yang biasa dipakai wakil gubernur menerima tamunya. Hanya beberapa meter dari sofa itu, terdapat meja kerja wakil gubernur.
Di sudut lain, terdapat ruangan kecil yang isinya adalah kamar mandi dan juga kamar tidur. Ruangan itu memiliki dekorasi berbeda-beda tergantung penghuninya. Saat ditempati Djarot, ruangan itu penuh dengan foto keluarga dan foto aktivitas Djarot.
Baca juga : Ruang Wagub Ditata Ulang untuk Kantor Anies, Sandi, dan Tim Gubernur
Namun, ruangan itu dirombak oleh Sandiaga. Ruangan yang ukurannya lebih luas dari ruang kerja gubernur itu dirombak total dan menjadi ruangan bergaya milenial.
Ruangan itu tidak hanya diisi oleh Sandiaga saja. Para anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembanguna (TGUPP) juga menggunakan ruangan itu sebagai kantor mereka.
Ada dua meja panjang yang menjadi meja kerja bagi puluhan anggota TGUPP. Tidak ada lagi kamar tidur dan kamar mandi di ruangan itu.
Sementara itu, meja kerja Sandiaga berada di satu ruangan kecil di dalam sana. Anies juga memiliki meja sendiri di ruang itu meski dia memiliki ruang kerja sendiri di lantai satu.
4. Akses sidik jari
Perubahan lainnya terdapat pada akses masuk ke sejumlah ruangan. Ruang tamu gubernur tidak hanya ditutup dengan tirai putih saja.
Di pintu masuknya, terpasang alat pemindai sidik jari. Hanya orang tertentu yang bisa masuk ke dalam sana. Pintu akan tetap terkunci jika orang yang mencoba masuk tidak punya sidik jari sesuai.
Sebelumnya, pintu itu dikunci dengan cara berbeda. Bukan dengan alat pemindai sidik jari, melainkan dengan kartu. Bukan hanya akses ke ruang tamu gubernur saja yang diganti. Akses masuk ke lantai dua yang menjadi area Sandiaga juga dikunci dengan alat pemindai sidik jari.
Adapun, lantai dua itu tidak hanya berisi ruang kerja wagub saja melainkan juga ruang rapat. Biasanya, ruang lantai dua terbuka untuk dilewati siapa saja.
Awak media bisa masuk dan menunggu para pejabat selesai rapat. Namun kini aksesnya ditutup dengan adanya alat pemindai sidik jari di pintu masuk paling depan.
5. Podium