Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semrawut, Trotoar di Tanah Abang Diokupasi PKL dan Parkir Liar

Kompas.com - 25/04/2018, 15:03 WIB
David Oliver Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kesemrawutan terlihat saat pedagang kaki lima (PKL) mengokupasi trotoar di arah pintu masuk Stasiun Tanah Abang, di Jakarta Pusat, Rabu (25/4/2018).

Pantauan Kompas.com di lokasi, para PKL menjajakan barang dagangannya di trotoar yang harusnya difungsikan sebagai tempat pejalan kaki.

Barang yang dijual seperti baju, sepatu, sendal, dompet, jilbab, sejumlah aksesoris tangan, dan tisu. Mereka menjajakan barang dagangan tersebut begitu saja di trotoar menggunakan alas koran dan plastik.

"Rp 20.000 aja ngabisin-ngabisin," teriak pedagang, bersemangat menjajakan barang dagangannya.

Baca juga : Lahan untuk Relokasi PKL Jatibaru Masih dalam Proses Pembebasan

 

PKL yang berjumlah belasan tersebut nampak mengokupasi ruas kiri dan kanan trotoar, yang membuat ruang bagi pejalan kaki menjadi semakin sempit.

Sekitar lima petugas Satpol PP terlihat mondar-mandir di ruas jalan tersebut. Seorang di antaranya bahkan ada yang berdiri di samping PKL yang sedang berjualan.

Sempat terdengar petugas tersebut meminta seorang PKL untuk tidak menambah barang dagangannya. Namun, tidak ada penindakan yang dilakukan petugas Satpol PP tersebut.

Pedagang kaki lima (PKL) mengokupasi trotoar di arah pintu masuk Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pantauan Kompas.com di lokasi, puluhan PKL menjajakan barang dagangannya di trotoar yang harusnya difungsikan sebagai tempat pejalan kaki, Rabu (25/4/2018), KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Pedagang kaki lima (PKL) mengokupasi trotoar di arah pintu masuk Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pantauan Kompas.com di lokasi, puluhan PKL menjajakan barang dagangannya di trotoar yang harusnya difungsikan sebagai tempat pejalan kaki, Rabu (25/4/2018),

 

Padahal, Pemprov DKI Jakarta sebelumnya berkomitmen untuk melarang PKL berjualan di trotoar yang berada di ruas jalan Stasiun Tanah Abang. Pemprov DKI sengaja menutup salah satu ruas Jalan Jatibaru, agar PKL bisa leluasa mencari keuntungan.

"Jangan ditambah lagi, kalau saya minta, tolong dihargai. Jangan ditambah, minta tolong kitanya," ujar petugas itu.

Baca juga : Pembebasan Lahan untuk Relokasi PKL Jatibaru Masih Dilakukan

Kondisi serupa juga terlihat di trotoar yang berada di sisi ruas Jalan Jatibaru yang ditutup. Di trotoar tersebut, para PKL dengan leluasa berjualan tanpa peduli sempitnya ruang yang diberikan untuk pejalan kaki.

Padahal, Pemprov DKI telah menyediakan Jalan Jatibaru untuk berjualan. Kondisi itu membuat para pejalan kaki harus berdesak-desakan.

Baca juga : Sandiaga Minta Info soal Jual Beli Tenda PKL di Jatibaru Ditelusuri

Tidak hanya diokupasi PKL, trotoar yang berada di seberang Blok G Tanah Abang juga dijadikan parkir liar oleh sejumlah oknum masyarakat. Sejumlah kendaraan roda dua diarahkan parkir di trotoar tersebut.

Ironisnya, hanya berjarak 200 meter dari trotoar itu, disediakan parkir yang cukup luas. Tidak ada penindakan apapun yang dilakukan petugas Satpol PP yang terlihat berada di lokasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com