Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Kebakaran Taman Kota: Siapa yang Mau Dipindah ke Rusun? Enggak Ada...

Kompas.com - 02/05/2018, 16:38 WIB
Rima Wahyuningrum,
Dian Maharani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang ibu dua orang anak, warga korban kebakaran Taman Kota, Kembangan, Jakarta Barat menolak untuk direlokasi ke Rumah Susun Rawa Buaya.

"Betah sama tetangganya baik-baik semua. Tempatnya enak, strategis. Siapa yang mau dipindah ke rusun? Enggak ada yang mau," kata warga yang enggan disebut namanya kepada Kompas.com pada Rabu (2/5/2018), di lokasi.

Salah satu alasan penolakannya karena harus membayar sewa. Sehari-hari, ia membuka usaha vermak pakaian untuk membantu biaya rumah tangga, selain penghasilan dari suami sebagai kuli bangunan.

"Ya kalau di rusun kan kita sewa tempat lagi yang buat usaha. Berapa duit yang kita keluarin," tambahnya.

Baca juga : Tolak Direlokasi, Korban Kebakaran Taman Kota Demo di Balai Kota

Sebagai warga asal Ngawi, Jawa Timur, ia mengaku tidak memiliki KTP DKI Jakarta.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, rumah ibu tersebut terletak berdekatan dengan belakang Musala Nurul Jannah dan telah dibangun kembali. Empat sisi bangunan rumahnya telah dipasangi bata dan terpasang pintu kayu.

Namun, pada bagian atap belum terpasang asbes, seng atau genteng tapi hanya berbalut terpal berwarna biru. Terdapat beberapa rangka atap yang menjadi penyangga terpal tersebut.

Kondisi rumah warga pasca kebakaran di RT 12 RW 05, Taman Kota, Kembangan, Jakarta Barat pada Rabu (2/5/2018).RIMA WAHYUNINGRUM Kondisi rumah warga pasca kebakaran di RT 12 RW 05, Taman Kota, Kembangan, Jakarta Barat pada Rabu (2/5/2018).

Keluarganya membangun kembali dengan modal pribadi termasuk bahan bangunan dan meminta bantuan kuli untuk membangun kembali. Kebakaran yang terjadi pada 29 Maret 2018 lalu melahap habis rumahnya.

Baca juga : Ketua RT Sebut 13 KK Korban Kebakaran Taman Kota Dipaksa Setuju Pindah ke Rusun

"Yang tersisa dari kebakaran cuma anak-anak. Sama surat-surat. Semua barang di sini dari nol lagi. Satupun barang enggak selamat," katanya.

Dari laporan Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Tambora, Sarjoko, dari 132 KK yang terdaftar baru 13 KK yang menyatakan bersedia di relokasi.

"Yang sudah ambil kunci dan tinggal baru satu KK," katanya.

Para korban kebakaran mendapati unit tipe 36 dengan fasilitas dua kamar tidur, satu ruang tamu, tempat jemuran, dan dapur. Adapula listrik dengan kapasitas 900 watt dan gas yang sudah dipasang instalasinya.

Kompas TV Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau lokasi kebakaran di permukiman Taman Kota Kembangan, Jakarta Barat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com