Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Ketegasan Pemprov DKI Tertibkan PKL yang Kuasai Trotoar

Kompas.com - 01/06/2018, 13:08 WIB
David Oliver Purba,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Berbagai jenis barang dijual di trotoar tersebut, seperti sepatu bekas, ponsel, radio bekas, serta barang elektronik lainnya.

Para pejalan kaki tampak kesulitan melintasi di kawasan tersebut. Kesemrawutan kawasan Stasiun Kebayoran diperparah dengan sejumlah motor yang parkir sembarangan di badan jalan. Ditambah angkot dan Kopaja yang ngetemsembarangan.

Pemandangan tersebut terbilang sangat lumrah di kawasan itu. Kompas.com yang setiap hari melintasi kawasan itu kerap melihat para PKL mendirikan lapak di kawasan tersebut.

Adapun para PKL mulai menggelar lapak pada siang hari. Sedangkan kesemrawutan lalu lintas terjadi pada pagi hari. Tidak setiap hari petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta terlihat berada di lokasi dan melakukan pengaturan lalu lintas di kawasan itu.

Akibatnya, sopir angkot dan Kopaja yang ngetem sembarangan, serta motor ojek pangkalan yang parkir sembarangan di depan pintu masuk stasiun membuat kesemrawutan di kawasan itu makin menjadi-jadi. Adapun trotoar yang kini dikuasi para PKL tergolong. Pembangunan trotoar dilakukan tahun lalu.

Menanggapi hal ini, Camat Kebayoran Lama Sayid Ali mengatakan pihaknya telah menertibkan para PKL pada awal dan sepekan memasuki Ramadhan.

Namun, dari pantauan Kompas.com sejak dua pekan lalu, mulai siang hingga malam hari PKL tetap menjamur di kawasan tersebut. Sayid berjanji akan menertibkan PKL yang masih membandel.

"Puasa kita penertiban di situ (sepekan memasuki Ramadhan). Ada dari Kelurahan Kebayoran Lama Utara. Saya akan tindak lanjuti," ujar Sayid.

Trotoar Jatinegara

Operasi Bulan Tertib Trotoar (BTT) rutin dilakukan di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur. Namun kawasan itu tetap saja tidak steril dari pedagang kaki lima (PKL) dan parkir liar. Pada Rabu (30/5/2018), Kompas.com mendatangi kawasan itu dan melihat begitu banyak PKL yang mengokupasi trotoar hingga membuat pejalan kaki sulit melaluinya.

Sejumlah pejalan kaki mengeluhkan hal tersebut.

"Perasaan tambah banyak, terutama yang di pinggiran jalan dan selasar pertokoan. Kemarin-kemarin belum ada, sekarang sudah ada," kata Minah yang berbelanja kebutuhan warungnya di Jatinegara kepada Kompas.com.

Kesemrawutan kawasan tersebut juga dirasakan Salam, warga Matraman yang sedang mengantar istrinya berbelanja.

"Sebenarnya biasa kaya gini. Tiap tahun pas bulan puasa pasti makin banyak yang dagang. Ngga tahu ini pedagang baru apa musiman," ujarnya.

Camat Jatinegara Nasrudin Abu Bakar mengakui PKL yang berdagang di atas trotoar Jatinegara semakin menjamur selama bulan Ramadhan. Namun, lanjut dia, pengawasan tetap dilakukan.

"Intinya tetap kami jaga, tetap ada pengawasan dari Satpol PP juga. Kami tidak berhenti untuk menertibkan bila ada yang melanggar," ucap Nasrudin kepada Kompas.com, di Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (30/5/2018).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com