Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Baznas Mulai Mengakui Bazis DKI Jakarta...

Kompas.com - 08/06/2018, 09:31 WIB
Jessi Carina,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas sebelum ini tidak mau mengakui Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (Bazis) DKI Jakarta.

Bagi mereka, Bazis DKI adalah lembaga zakat tidak resmi karena tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Padahal, usia Bazis DKI sudah tua karena sudah berdiri sejak 1968. Selain itu, Bazis DKI merupakan lembaga zakat yang memiliki penerimaan zakat besar.

Namun sekarang Baznas sudah mulai mengakui Bazis DKI.

"Selama ini saya tidak pernah mau menyebut nama Bazis DKI, tapi mulai ini (mau) karena Bazis DKI segera akan almarhum, meskipun sebagai identitas historis, itu tetap akan dipertahankan di dalam logo-logo misalnya," ujar Ketua Baznas Bambang Sudibyo di Kantor Baznas, Jalan Johar, Kamis (7/6/2018). 

Baca juga: Sentilan Baznas kepada Bazis DKI di Tengah Polemik Target Zakat di Jakarta

Baru beberapa hari yang lalu Bambang mengkritik Bazis DKI. Kritikan ini sebenarnya sudah dia lontarkan bertahun-tahun ketika Bazis tidak juga menyesuaikan diri dengan UU.

Saat itu Baznas berupaya menjalin komunikasi, tetapi hanya kepada Pemprov DKI. Baznas sudah bersurat berkali-kali ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar Bazis bisa diselaraskan dengan UU yang ada. Namun, Pemprov DKI tak kunjung merespons.

"Kami menulis surat ke Pemprov, kalau kami menulis surat ke Bazis DKI, berarti kami mengakui de facto eksistensi Bazis DKI. Itu yang tidak bisa kami lakukan, bagi kami Bazis DKI itu tidak ada," ujar Bambang, beberapa hari yang lalu.

Baca juga: Bazis DKI Bersedia Ikuti Undang-Undang, Baznas Beri Waktu 3 Bulan

Kesepakatan dengan Pemprov DKI

Sikap Baznas kini berubah dengan Bazis DKI. Sebab kemarin Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno membawa jajarannya berkunjung ke kantor Baznas.

Pada pertemuan mereka, Pemprov DKI pun menyatakan Bazis DKI akan menyesuaikan dengan UU. Susunan komisioner hingga tata cara pengelolaan zakat akan mengikuti UU dan berada di bawah naungan Bazis.

"Telah disepakati yaitu bahwa Bazis DKI akan segera mengikuti peraturan perundang-undangan dengan masa transisi maksimal 3 bulan," ujar Bambang.

Baznas pun memberikan waktu 3 bulan kepada Bazis untuk menyesuaikan UU. Nantinya, komisioner Baznas DKI atau Bazis DKI ini akan dipilih lagi.

Baca juga: Baznas dan Bazis DKI Akan Buat Rumah Sakit Bersama Khusus Dhuafa

 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan harus membentuk panitia seleksi dan menentukan siapa saja yang bisa mendaftar sebagai anggota komisioner.

Nama-nama itu kemudian diseleksi. Setelah itu Baznas nantinya akan memberi pertimbangan terhadap nama-nama tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com