Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Penentuan Hari Ulang Tahun Jakarta

Kompas.com - 23/06/2018, 10:32 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanggal 22 Juni setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Provinsi DKI Jakarta yang kini telah menginjak usia ke-491.

Tanggal tersebut diyakini menjadi waktu di mana Kerajaan Demak merebut kawasan Sunda Kelapa yang kala itu tengah diduduki Portugis.

Sejarawan JJ Rizal mengungkapkan, penetapan tanggal 22 Juni sebagai HUT Jakarta dilatarbelakangi alasan politis.

Ia menjelaskan, penetapan hari istimewa tersebut diprakarsai oleh Wali Kota Jakarta Sudiro yang memimpin pada 1953-1960.

Baca juga: Tema Ulang Tahun ke-491 DKI Jakarta, Adil, Maju, Bahagia

Saat itu, ibu kota Indonesia baru dikembalikan ke Jakarta usai bertempat di Yogyakarta. Sudiro merasa, Jakarta harus memiliki Hari Ulang Tahun yang bisa dirayakan setiap tahunnya. Ia pun membentuk sebuah tim untuk menetapkan HUT Jakarta.

"Sebagai pesanan politik maka di dalamnya itu orang yang ditugaskan itu juga melakukan tindakan politik misalnya dalam artian dia memilih tahunnya," kata Rizal dalam talkshow 'Menguak Sejarah Hari Lahir Jakarta' di Pasar Seni Ancol, Jumat (22/6/2018).

Sejarawan JJ Rizal ketika mengisi talkshow Menguak Sejarah Hari Lahir Jakarta di Pasar Seni Ancol, Jumat (22/6/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Sejarawan JJ Rizal ketika mengisi talkshow Menguak Sejarah Hari Lahir Jakarta di Pasar Seni Ancol, Jumat (22/6/2018).

Rizal menuturkan, tahun 1527 dipilih sebagai penanda hari lahirnya Jakarta karena menjadi momen nasionalisme dalam melawan kolonialisme penjajah.

"Tahun 1527 itu menjadi cerminan dari semangat antikolonial karena saat itu kekuatan pribumi Islam bisa mengusir kekuatan Eropa Portugis," katanya.

Perdebatan muncul ketika tim yang dibentuk Sudiro menetapkan tanggal 22 Juni sebagai hari kelahiran Jakarta. Uniknya, hal itu dibantah oleh Husein Jayadiningrat, cendekiawan yang bukunya dikutip oleh tim perumus.

"Yang menarik tanggal sama bulannya itu enggak pernah ada. Jadi dibuat-buat dibikin-bikin. Husein bilang tanggal dan bulannya salah, tahunnya benar, dia setuju," kata Rizal menuturkan.

Baca juga: Sejumlah Harapan dan Keluh Kesah Warga pada HUT DKI ke-491

Seiring waktu berjalan, perdebatan itu pun berakhir dengan sendirinya. Sudiro menetapkan Hari Kelahiran Jakarta jatuh pada 22 Juni 1527.

"Yang jelas, tanggal dan bulan sudah didapatkan dan yang menang adalah keputusan politik. Yang menang adalah Pak Sudiro karena akhirnya Jakarta punya hari ulang tahun," katanya.

Meskipun begitu, kata Rizal, perdebatan tersebut tidak memiliki basis sejarah yang kuat. Ia menyebut, perdebatan itu lebih banyak story-nya ketimbang history-nya.

"Ya sudah kita terima saja jadi kita enggak usah meributkan benar atau salahnya tapi kita hargai itu sebagai keputusan politik," kata Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Megapolitan
Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Megapolitan
Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Megapolitan
Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Megapolitan
PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

Megapolitan
Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Megapolitan
Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Megapolitan
Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Megapolitan
Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Megapolitan
Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Megapolitan
Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com