JAKARTA, KOMPAS.com - Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Eva Chairunisa berharap, penumpang yang melihat adanya tindakan pelecehan seksual di kereta rel listrik (KRL) untuk tidak berdiam diri. Eva mengatakan, penumpang yang melihat kejadian tersebut bisa bertindak atau melaporkan ke petugas.
"Laporkan ke petugas atau segera mengingatkan ke korban. Kadang ada beberapa korban tidak sadar," ujar Eva saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/7/2018).
Baca juga: Ada 13 Kasus Pelecehan di KRL, Tak Satu Pun Korban Lapor ke Polisi
Eva juga berharap penumpang tidak hanya melakukan perekaman terhadap kejadian tersebut. Eva menilai tidak ada salahnya untuk melakukan perekaman yang nantinya bakal menjadi bukti tindakan pelecehan. Namun, ada baiknya orang yang melihat segera melakukan tindakan saat itu juga.
"Pada saat ada yang melakukan hal-hal seperti itu jangan hanya melakukan perekaman, baik bisa jadi barang bukti. Tapi yang harus segera dilakukan adalah mengingatkan korbannya. Atau jika takut beritahu orang lain. Misalnya berdekatan dengan petugas, laporkan," ujar Eva.
Baru-baru ini akun akun Twitter @Chachaang menceritakan pelecehan yang dia alami. Kejadian tidak menyenangkan itu diduga dilakukan oleh seorang laki-laki paruh baya.
Melalui akun twitternya, pemilik akun tersebut menceritakan bahwa Senin (9/7/2018) pukul 19.20 ia naik KRL Jakarta Kota-Bekasi. Saat itu kondisi KRL padat dan berdempetan.
Di dalam KRL, korban merasakan hal aneh dan melihat seorang pria sedang melakukan tindakan tidak senonoh. Korban menegur dan memaki pria itu. Namun, pria itu hanya diam sambil senyum-senyum.
Sementara para penumpang lain hanya diam. Padahal, kata korban, dia sempat berteriak.
Bahkan, menurut dia, ada penumpang yang menyalahkan korban karena tidak naiki gerbong khusus perempuan.
Baca juga: Korban Pelecehan Seksual di KRL Unggah Kejadian yang Dialami ke Medsos