Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KJP Plus hingga Rotasi Jabatan, Ini 8 Kritik Fraksi PDI-P untuk Anies-Sandiaga

Kompas.com - 16/07/2018, 22:43 WIB
Jessi Carina,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta mengkritik sejumlah program milik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno.

Sekretaris Fraksi PDI-P Dwi Rio Sambodo mengatakan, setidaknya ada 8 kritik dari fraksinya untuk Anies-Sandiaga.

Kebijakan pertama adalah penataan kawasan Tanah Abang.

Baca juga: 5 Kejutan dalam Perombakan Pejabat ala Anies-Sandiaga

"Dengan difasilitasinya PKL oleh Anies-Sandi untuk berjualan di tengah jalan dengan menutup jalan sangatlah bertentangan dengan rasa keadilan untuk warga lain," ujar Rio di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (16/7/2018).

Rio mengatakan, kebijakan itu juga telah melanggar undang-undang. Padahal, menurut dia, seharusnya Anies dan Sandiaga jadi contoh yang baik.

Kebijakan kedua yang dikritisi adalah soal rumah DP 0.

Baca juga: Berapa Anggaran Kunker Anies-Sandiaga, Pejabat, dan Staf DKI?

Sampai saat ini, skema pembiayaannya dinilai tidak jelas. Selain itu, rumah tersebut juga hanya bisa dijangkau warga minimal kelas menengah.

"Di mana penghasilannya Rp 7 juta per bulan, sementara UMP di Jakarta masih di angka Rp 3,6 juta per bulan. Lalu untuk siapa rumah lapis itu dibangun?" kata Rio.

Kritikan ketiga adalah terhadap program OK Otrip yang masih jauh dari target. Targetnya program itu bisa diikuti lebih kurang 2.000 angkutan umum.

Baca juga: Tak Ingin Pejabat Setor Muka, Anies-Sandiaga Tak Gelar Open House

Menurut dia, pada kenyataannya baru 123 angkutan yang bergabung.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Jhonny Simanjuntak (tengah), didampingi Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi (kiri) dan Wakil Sekretaris Fraksi Dwi Rio Sambodo, di Gedung DPRD, Rabu (15/4/2015)Alsadad Rudi Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Jhonny Simanjuntak (tengah), didampingi Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi (kiri) dan Wakil Sekretaris Fraksi Dwi Rio Sambodo, di Gedung DPRD, Rabu (15/4/2015)
"Itu artinya tanda-tanda kegagalan. Artinya program itu tidak menarik bagi pengusaha angkutan," ujar Rio.

Program keempat adalah OK OCE yang ternyata tidak menyediakan bantuan permodalan.

Baca juga: Opini WTP, Task Force Anies-Sandiaga dan Ucapan Terima Kasih untuk Jokowi-Ahok-Djarot

Kelima, Fraksi PDI-P juga mengkritisi KJP Plus yang menurut mereka minus.

"Banyak pengaduan rekening diblokir tanpa sebab maupun fasilitas makanan tambahan seperti telur dan daging dengan kualitas buruk," ucapnya. 

Kritikan keenam adalah soal janji tidak ada penggusuran.

Baca juga: Saat Anies-Sandiaga Batalkan Tarawih di Monas atas Saran Ulama...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com