Padahal, di luar negeri, bus tersebut telah beristirahat selama empat tahun sehingga Indonesia harus menunggu suku cadang cukup lama.
Pemerintah mencatat ada sekitar 87 buah bus Ikarus yang digunakan dalam Asian Games 1962.
Ikarus pada masa Orde Baru
Pada masa orde baru, sistem transportasi darat mulai berkembang. Pemerintah melakukan perbaikan terhadap bus Ikarus yang sebelumnya banyak mengalami kerusakan.
Seperti diberitakan harian Kompas, 28 Mei 1993, Indonesia mulai menerapkan bus gandeng Ikarus.
Bus gandeng bikinan Ikarus tipe 281 diuji coba selama satu tahun oleh pemerintah.
Jika lulus uji coba, bus bermesin DAF-Belanda ini bisa memperkuat armada di Indonesia, dan dimasukkan ke dalam negeri sebanyak 400 unit.
Bus ini beroperasi di Jakarta, Semarang, Surabaya, Solo, Medan, dan Bandung.
Pada 1995, Siti Hardiyanti Rukmana alias Tutut mendatangkan 43 bus Ikarus ke Indonesia. Bus ini merupakan proyek percontohan.
Bus Ikarus tersebut untuk keperluan lintas jarak jauh di Jabodetabek.
Sebanyak lebih dari 30 unit didatangkan dalam bentuk jadi, sedangkan sisanya akan dirakit di Indonesia dengan teknologi monocoque (tanpa sasis).
Sepuluh unit yang dirakit sendiri dengan teknologi tanpa sasis dikerjakan di bengkel PPD di Narogong, Bekasi Timur. Semua itu merupakan pengadaan 200 unit bis tempel bermesin diesel (BBD)
Mesin dieselnya berasal dari Detroit Diesel (AS), yang untuk Indonesia dengan agen tunggal PT Mabua Detroit Diesel, termasuk pelayanan pascajualnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.