Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Kembali Pasar Blok A Fatmawati Mangkrak

Kompas.com - 01/10/2018, 19:35 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir tiga tahun sejak Pasar Blok A di bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan dirobohkan untuk dibangun kembali pada Desember 2015, tanda-tanda pembangunan di pasar tersebut belum terlihat lagi, Senin (1/7/2018).

Berdasarkan pengamatan Kompas.com di lokasi, Senin, tak terlihat tanda-tanda pembangunan di sana. Hanya terlihat sebuah alat berat dan dua truk yang tidak beroperasi.

Tidak ada tukang bangunan yang bekerja di pasar yang dirobohkan itu. Padahal, groundbreaking pembangunan pasar sudah dilakukan pada Juni 2017.

Kini, lahan bekas Pasar Blok A berdiri itu seperti lahan kosong yang dimanfaatkan warga untuk membuang sampah.

Baca juga: Sudah Dikosongkan, Pasar Blok A Fatmawati Tunggu Dirobohkan

Selain satu tiang merah tinggi yang ditutupi seng-seng, tak terlihat ada konstruksi bangunan lain di lokasi.

Kendati demikian, ada sebuah bedeng di pojok lahan yang jadi tempat seseorang tidur siang.

Ketika acara groundbreaking pada 21 Juni 2017, mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, pasar ini bakal terintegrasi dengan hotel dan stasiun mass rapid transit (MRT).

Berbeda dengan bekas pasar ini, Stasiun MRT Pasar Blok A hampir rampung. Beberapa kali terdengar kereta MRT melintas di sana.

Pasar yang terintegrasi hotel ini akan dibangun 21 lantai dan 1 semi basement dengan luas keseluruhan 27.900 meter persegi.

Untuk pasar, luas lahan yang akan digunakan adalah 18.700 meter persegi, sedangkan luas lahan yang digunakan untuk hotel adalah 9.200 meter persegi.

Lantai semi-basement sampai lantai 4 digunakan untuk pasar tradisional, lantai 5 hingga lantai 7 akan digunakan sebagai tempat parkir, lantai 8-lantai 13 akan digunakan sebagai tempat pertokoan dengan total kios 2.140 unit.

Baca juga: PT MRT Berlakukan Rekayasa Lalu lintas di Sekitar Pasar Blok A

Sementara itu, lantai 14 hingga lantai 21 digunakan untuk hotel dengan 316 kamar.

Djarot meminta pembangunan pasar diselesaikan lebih dulu daripada hotel agar pedagang bisa berjualan secepatnya.

Ia menargetkan bangunan pasar selesai pada 2018 berbarengan dengan selesainya proyek MRT.

Bedeng di atas lahan bekas Pasar Blok A di Jakarta Selatan, Senin (1/10/2018).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Bedeng di atas lahan bekas Pasar Blok A di Jakarta Selatan, Senin (1/10/2018).
Ketika dikonfirmasi, Humas PD Pasar Jaya Amanda Gita mengakui, ada sejumlah hambatan dalam pembangunan kembali Pasar Blok A.

Awalnya, pembangunan terhambat karena menunggu PT MRT Jakarta menyelesaikan konstruksi stasiun layang.

"Tanah kami di Blok A itu kepotong 1.000 meter persegi. Itu dari kita sebelumnya sekitar 4.000 meter persegi jadi stasiun," kata Amanda.

Selain itu, sejak dari pembongkaran, groundbreaking, hingga saat ini, terjadi beberapa kali perubahan desain. Perubahan desain ini kemudian mempengaruhi perizinan yang harus diurus.

"Untuk pembangunan Pasar Blok A saat ini menunggu penambahan koefisien lantai bangunan. Izin saat ini belum keluar, kami mau tertib administrasilah," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com