JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan aplikasi transportasi Grab menyesalkan aksi kekerasan dalam unjuk rasa para pengemudi pada Senin (30/10/2018) kemarin. Managing Director Grab Ridzki Kramadibrata menyatakan, pihak tidak mentoleransi aksi itu.
"Kami tidak menolerir segala aksi kekerasan dan siap memberikan dukungan penuh kepada pihak berwenang untuk menenangkan situasi serta membubarkan kelompok pendemo yang telah melakukan tindakan anarki," kata Ridzki dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/10/2018).
Ridzki mengatakan, pihak yang dua bulan terakhir ini mendemo Grab adalah para pengemudi yang sudah diputus kemitraannya. Dia mengatakan, mereka terbukti melakukan kecurangan seperti order fiktif.
Baca juga: Demo Ricuh, Pengemudi Grab Pecahkan Kaca Gedung dan Bakar Ban
Menurut Ridzki, mereka sempat menerima amnesti atau diampuni ketika terbukti curang pada 2017.
"Namun, sangat disayangkan mereka kembali mengulangi tindak kecurangan tersebut, sehingga berakhir pada pemutusan kemitraan," ujar Ridzki.
Ridzki menyebutkan, pihaknya juga telah menerima dukungan yang besar dari para pelanggan dan banyak mitra pengemudi terkait keputusan Grab mengeluarkan mitra pengemudi yang tidak jujur.
"Kami juga mengimbau para pendemo untuk tidak membahayakan penumpang dan masyarakat umum, meminimalisasi gangguan bagi masyarakat luas, dan beralih mencari peluang baru lainnya untuk memperoleh penghasilan secara jujur," kata dia.
Demo mitra pengemudi online yang tergabung dalam Gerakan Hantam Aplikasi Nakal (Gerhana) di kantor Grab di Lippo Kuningan, Jakarta Selatan, berlangsung ricuh, Senin kemarin. Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Suharyono mengatakan, demonstran memecahkan kaca lobi gedung Lippo Kuningan.
"Betul, kaca dipecahkan demonstran yang ingin menerobos masuk," kata Suharyono.
Selain memecahkan kaca dan membuat Jalan HR Rasuna Said macet, demonstran juga membakar ban di depan gedung Lippo. Polisi kemudian membubarkan para demonstran secara paksa.
Hingga malam hari, sebagian pengemudi masih bertahan di kawasan Kuningan.
Komunitas Gerhana itu bulan lalu telah mendemo Grab dan pesaingnya Go-Jek. Saat mendemo Grab, pada 10 September 2018, ada empat tuntutan yang mereka sampaikan.
Pertama, menagih janji aplikator terkait kesejahteraan para pengemudi. Kedua, menolak keras aplikator menjadi perusahaan transportasi. Ketiga, menolak keras eksploitasi terhadap driver online, dan menolak keras kartelisasi dan monopoli bisnis transportasi online. Keempat, mereka meminta pemerintah menutup perusahaan dan membuat perusahaan baru jika permintaan mereka tak diindahkan.
Baca juga: Tujuh Jam Demo Tak Ditemui, Driver Grab Ancam Buat Demo Lanjutan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.