Tapi, per pukul 22.44 WIB, ponsel JST tak lagi aktif. Hal tersebut diketahui H dari data record di aplikasi milik ayahnya itu.
H bisa masuk ke aplikasi karena dia yang mendaftarkan e-mail dan mengetahui password aplikasi tersebut.
Dari data yang terekam di aplikasi, JST belum menurunkan penumpang atau drop off. Karena tak kunjung pulang pada Senin malam, H mengubungi call center Grab.
Namun, Grab tidak bisa memberikan informasi apapun terkait keberadaan JST.
Selasa (6/11/2018) pagi, H melaporkan hilangnya JST ke Mapolsek Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Baca juga: Percakapan Terakhir Sofyan, Sopir Taksi Online Sebelum Hilang: Ayo Makan Bareng
Kemudian pada Rabu siang, keluarga mendengar ditemukan jenazah pria tanpa identitas di daerah Pasar Kemis, Tangerang.
Keluarga yang penasaran datang ke Polsek Pasar Kemis. Setelah ditunjukkan foto jenazah serta pakaian yang digunakan, keluarga meyakini bahwa jenazah tersebut merupakan JST.
Keluarga berharap polisi segera menangkap pelaku yang menewaskan JST
H berharap pelaku mendapat hukuman yang setimpal dengan apa yang dilakukannya terhadap JST.
H yakin, kematian ayahnya karena dibunuh. Hal tersebut terlihat dari kondisi jenazah JST saat ditemukan.
"Saya rasa itu ya polisi bisa bekerja. Bapak saya sudah enggak ada, saya enggak bisa...Itulah saya pasrah, tetapi harus ada hukuman," ujar H.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.