Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prediksi Bundaran HI Banjir 2025 dan Persiapan Pemprov DKI

Kompas.com - 23/11/2018, 09:11 WIB
Nursita Sari,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan, air di laut utara Jakarta akan mencapai Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, pada tahun 2025.

Prabowo menyebut hal itu berdasarkan prediksi United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

"Air laut di bagian utara Jakarta meninggi, UN memprediksi, diperkirakan air di Tanjung Priok pada 2025 akan sampai pada Hotel Kempinski, Hotel Grand Hyatt, Bundaran HI," kata Prabowo, Rabu (21/11/2018).

Baca juga: Target Rampung 2020, Ini Progres Pembangunan Tanggul Pantai Milik DKI

Ketua Umum Partai Gerindra tersebut mengungkapkan, kondisi itu merupakan dampak dari perubahan iklim. Selain Indonesia, negara lain juga mulai merasakan dampaknya.

Contoh lain dari dampak tersebut adalah dunia akan mengalami defisit air bersih pada tahun 2025, demikian berdasarkan perbincangannya dengan seorang ahli.

Sayangnya, Prabowo berpendapat, Indonesia belum siap untuk menghadapi dampak perubahan iklim tersebut.

Pandangan Menteri Basuki

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono setuju dengan pernyataan Prabowo. Dia menyebut Jakarta berpotensi tenggelam.

Meski demikian, Basuki enggan berkomentar tentang pernyataan Prabowo yang secara spesifik menyebut bahwa air laut akan sampai ke Bundaran HI pada 2025.

"Iya, saya juga kan dulu pernah bilang, 15 tahun lagi akan tenggelam," ujarnya.

Untuk mengantisipasinya, kini pemerintah mendorong program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) alias tanggul pantai raksasa di utara Jakarta. Tanggul raksasa itu bisa mengatur ketinggian air laut yang berhadapan langsung dengan daratan Jakarta.

"Untuk emergency, ya bikin tanggul. Kalau tidak, memang kita akan tenggelam terus," ucap Basuki.

Baca juga: Ditargetkan Rampung Desember, Ini Fungsi Tanggul NCICD di Marunda

Basuki menuturkan, penyedotan air tanah merupakan penyebab utama turunnya muka tanah di Jakarta.

Tanah di Jakarta, khususnya Jakarta Utara, turun sebanyak 10 hingga 12 centimeter per tahunnya. Hal ini semakin berpotensi membuat masuknya air laut ke daratan.

"Sekarang, apa tindakannya? Karena masih ada penyedotan air tanah berlebihan, maka harus ada suplai air bersih sehingga membuat orang stop pakai air tanah dan sumur. Makanya dibikin DAM dan SPAM Jatiluhur supaya penggunaan air tanah bisa distop," ujar Basuki.

Persiapan DKI

Seperti Basuki, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menyoroti soal penggunaan air tanah. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kata dia, tidak akan membiarkan penyedotan air yang menyebabkan turunnya permukaan tanah.

Oleh karenanya, Pemprov DKI tengah membangun drainase vertikal secara masif.

"Harapannya saat musim hujan kita membantu mengisi tanah-tanah kita dengan air yang cukup," kata Anies.

Pemprov DKI juga menyiapkan antisipasi terkait ancaman banjir Jakarta. Salah satunya yakni dengan membangun tanggul pantai NCICD fase A.

Baca juga: Cegah Banjir, Tanggul di Cipinang Melayu Ditinggikan

"Mengapa di sana dibangun program NCICD dengan pemerintah pusat? Untuk tanggul yang berada di pantai, dan itu akan kami teruskan, kami akan tuntaskan. Harapannya untuk menjaga, mengamankan," ujar dia.

Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, ucapan Prabowo menjadi masukan bagi Pemprov DKI untuk mempercepat pembangunan tanggul pantai itu.

"Itu boleh saja dijadikan sebagai masukan bagi kami, seperti masukanlah bagaimana percepatan supaya tidak terjadi banjir di kawasan utara, pembangunan NCICD fase A itu," ujar Teguh.

Tanggul Milik DKI Rampung 2020

Teguh menyampaikan, seluruh pembangunan tanggul pantai yang menjadi kewajiban Pemprov DKI Jakarta ditargetkan rampung pada 2020.

Pemprov DKI membangun tanggul pantai itu di tiga lokasi, yakni Kamal Muara, Pasar Ikan, dan Kali Blencong Marunda.

Progres pembangunan tanggul pantai di Pasar Ikan dan Kali Blencong sudah 90 persen.

Meski progresnya sama, penyelesaian tanggul pantai di dua lokasi itu berbeda. Teguh menyebut, pembangunan tanggul pantai di Pasar Ikan ditargetkan rampung akhir 2018 ini.

Sementara itu, pembangunan tanggul pantai di Kali Blencong ditargetkan rampung pada 2019.

"Untuk Pasar Ikan Luar Batang, tahun ini selesai, karena hanya tinggal sedikit, itu di depan Museum Bahari. Kalau yang untuk Blencong, untuk 2019 itu Blencong tinggal kami finishing saja, selesai," kata Teguh.

Baca juga: Khawatir Tanggul Kampung Luar Batang Bocor Lagi, Pemkot Siapkan Ribuan Karung Pasir

Berbeda dengan dua lokasi lainnya, pembangunan tanggul pantai di Kamal Muara baru mencapai 40 persen. Dari panjang 740 meter, Dinas Sumber Daya Air baru bisa menyelesaikan tanggul sepanjang 300 meter hingga tahun ini.

Menurut Teguh, pembangunan tanggul pantai di Kamal Muara terkendala karena masih ada warga yang tidak menyetujui pembangunan itu.

Namun, dia memastikan pembangunan tanggul pantai di Kamal Muara tetap berlanjut.

"Kalau Kamal Muara, bicara target 2020 lah baru selesai," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com