Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Sopir Taksi Online Dirampok di Bintaro lalu Dibuang ke Selokan

Kompas.com - 04/12/2018, 08:56 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sopir taksi online Go-Car, Yulianto (52), menjadi korban pencurian dengan kekerasan oleh tiga orang penumpangnya di Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (27/11/2018) lalu. Para pelaku melukai serta membawa lari mobil dan barang berharga milik korban.

1. Jemput pelaku di Bogor

Selasa itu pukul 23.00, Yulianto mendapatkan order dari Terminal Baranangsiang, Bogor, menuju Bintaro Xchange, Tangerang Selatan. Ada tiga penumpang yang diangkut Yulianto.

Saat mendekati lokasi tujuan, salah satu pelaku meminta korban menepikan mobilnya. Namun, korban menolak dan tetap menjalankan mobilnya.

Tiba-tiba, seorang pelaku mengeluarkan celurit dan mengancam korban untuk menghentikan mobilnya. Setelah mobil berhenti di kolong jembatan dekat Bintaro Xchange, korban mencoba melawan. Namun, Yulianto terluka kena sabetan celurit.

Ketiga pelaku kemudian mengikat kedua tangan dan kaki korban dengan tali tambang. Mereka juga melakban mulut korban.

Baca juga: Cerita Sopir Taksi Online Berani Lawan Tiga Perampok di Bintaro

Yulianto dipindahkan ke kursi belakang dan salah satu pelaku mengambil alih kemudi.

Yulianto kemudian dibuang ke sebuah selokan di Jalan Raya Puspiptek, Kelurahan Setu, Tangerang Selatan. Mobil dan barang berharga Yulianto dibawa lari para pelaku.

"Sampai tujuan mereka minta berhenti di tempat yang gelap. Mereka ngomong 'jangan macam-macam, jalanin dulu'. Saya diikat di mobil, dilakban dari jidat," ujar Yulianto di Mapolres Tangerang Selatan, Senin kemarin.

2. Berusaha dibius

Yulianto mengatakan, para perampok sempat ingin membius dirinya dengan menggunakan cairan yang disemprotkan ke sehelai kain. Pembiusan hendak dilakukan salah satu pelaku yang duduk di bangku belakang sopir.

Namun, Yulianto melawan dan mengakibatkan botol tersebut jatuh dan tumpah ke lantai mobil.

Karena gagal membius, para pelaku mengeluarkan senjata tajam untuk mengancam Yulianto.

3. Berusaha tabrak pos satpam

Yulianto sempat ingin menabrakkan mobil yang ia kendarai ke sebuah pos satpam saat hendak dirampok para pelaku. Hal itu dilakukan dengan harapan mendapat pertolongan dari petugas keamanan.

Namun, ketiga pelaku menahan Yulianto sembari mengancam sopir paruh baya itu dengan senjata tajam.

"Kebetulan sebelah kiri itu pos sekuriti, saya mau nabrakin (mobil) tapi mereka sudah tahu. Langsung senjata tajam di leher (saya)," ujar Yulianto.

4. Alasan melawan perampok

Yulianto berupaya melakukan perlawanan saat hendak dirampok oleh para pelaku. Yulianto mengatakan, perlawanan dilakukan karena melihat peluang lebih besar untuk selamat dibanding harus berdiam diri.

Saat perampokan terjadi, dia berusaha melarikan diri dengan membuka kunci pintu. Namun, Yulianto tertahan sabuk pengaman yang masih terpasang ditambah salah satu pelaku yang menarik sabuk pengaman tersebut.

Baca juga: Pelaku Perampokan Memesan Taksi Online Pakai Nama Andika Pratama

"Pemikiran saya selama saya baca pembegalan online, pengemudi lewat (meninggal). Kalau saya diam, meninggal, kalau saya melawan ada kesempatan," ujar Yulianto.

5. Pelaku ditangkap di Sukabumi

Tiga tersangka pelaku perampokan terhadap Yulianto (52), yakni Kamaludin (19), Imamudin (24), dan Abdullah (33), ditangkap di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat lalu.

Penangkapan berdasarkan ciri-ciri yang dijelaskan korban. Ditambah penemuan mobil Daihatsu Xenia warna putih berpelat nomor F 1327 RP milik Yulianto di perkebunan yang berada di Kabupaten Sukabumi.

Para pelaku mengaku merampok Yulianto dengan alasan ekonomi. Setelah mendapat mobil korban, para pelaku rencananya akan menjualnya. Namun, ketiganya akhirnya meninggalkan mobil tersebut di perkebunan karena takut ketahuan.

Para pelaku dijerat dengan Pasal 365 KUHP Tentang Pencurian dengan Kekerasan dengan hukuman maksimal 12 tahun penjara.

6. Gunakan akun Go-Jek 

Kapolres Tangerang Selatan AKBP Ferdy Irawan Saragih mengatakan, para pelaku perampokan mengunduh aplikasi Go-Jek dan langsung dimanfaatkan untuk melakukan perampokan. Salah satu pelaku kemudian membuat akun dengan nama "Andika Pratama".

Nama tersebut digunakan agar sopir taksi online tidak memiliki kecurigaan terhadap para pelaku yang ingin diantarkan dari Terminal Barangsiang, Bogor, menuju Bintaro, Tangsel pada malam hari.

Ferdy mengatakan, ketiga pelaku mengaku baru pertama kali merampok. Namun, rencana perampokan telah dipersiapkan dengan matang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com