Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Alasan Belum Ditetapkan Tarif Transpatriot Bekasi

Kompas.com - 09/12/2018, 19:44 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kepala divisi transpatriot pada Perusahaan Daerah Mitra Patriot (PDMP) Kota Bekasi Nirwan Fauzi mengatakan, belum ditetapkannya tarif bus transpatriot disebabkan terdapat masalah teknis pada operasional bus.

Nirwan mengatakan, pihaknya masih mengkaji terkait tarif bus sambil memperbaiki masalah teknis yang terjadi pada operasional bus.

"Ada kendala teknis seperti bus masih ada yang mogok, lalu belum tercapai headway-nya (jarak waktu antar bus), pengaturan di halte masih terhambat karena angkot ngetem, ya ini jadi pertimbangan tarif belum ditetapkan," kata Nirwan kepada Kompas.com, Minggu (9/12/2018).

Nirwan menambahkan, jumlah penumpang rata-rata per bus saat ini juga jadi pertimbangan tarif belum ditetapkan. Saat ini jumlah rata-rata penumpang perbus yakni 10 orang. Jumlah itu dikatakan Nirwan belum ideal untuk menutup anggaran operasional bus nantinya.

Baca juga: Menanti Penetapan Tarif Bus Transpatriot Bekasi

Menurut dia, jumlah rata-rata penumpang sebanyak 30 orang baru bisa dibilang ideal untuk moda angkutan umum. Hal itu juga akan membuat subsidi tarif yang dikeluarkan Pemkot Bekasi tidak terlalu besar.

Dia menjelaskan, jika jumlah rata-rata penumpang bus 30 orang, maka harga tiket ideal itu Rp 7000. Dengab begitu Pemkot bisa menjual tiket dengan harga Rp 3.500, sedangkan sisanya menggunakan subsidi dari Pemkot.

"Jika sudah mencapai 30 orang (rata-rata penumpanh per bus) itu artinya separuh biaya (operasional) itu sudah ditutup dari pendapatan tiket, jadi nanti subsidi juga tidak terlalu besar lagi," ujar Nirwan.

Baca juga: Tarif Transpatriot Diusulkan Rp 3.500 untuk Umum, Pelajar Rp 2.000

Oleh karena itu, Nirwan menyatakan pihaknya hingga saat ini menunggu adanya peningkatan jumlah penumpang. Sebab makin banyak penumpang, semakin kecil pula subsidi yang dikeluarkan Pemkot Bekasi.

"Sekarang kita lagi mengejar target agar satu putaran bus bisa mengangkut 30 penumpang," pungkas Nirwan.

Diketahui, selama belum ditetapkannya tarif, bus masih digratiskan. Sebelumnya, dalam hasil rapat PDMP dengan pihak terkait, tarif bus diusulkan Rp 3.500 untuk umum dan Rp 2.500 untuk pelajar.

Adapun bus transpatriot mulai beroperasi sejak Senin (26/11/2018).

Baca juga: Ini yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Naik Bus Transpatriot Bekasi

Total sebanyak 34 halte atau tempat pemberhentian bus menjadi tempat bus transpatriot menaiki dan menurunkan penumpang di dua rute perjalanan.

Jarak tempuh kedua rute pun berbeda karena melintasi jalur yang berbeda pula. Jumlah halte di rute Terminal Bekasi-Harapan Indah sebanyak 21 halte. Sementara di rute sebaliknya, yaitu Harapan Indah-Terminal Bekasi, bus hanya berhenti di 13 halte.

Bus beroperasi dari pukul 05.00 hingga pukul 21.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com