Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS dan Gerindra Kebut Proses Pemilihan Wagub DKI

Kompas.com - 10/01/2019, 09:35 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Gerindra DKI Jakarta dan Partai Keadilan Sejahtera DKI akhirnya bertemu, Rabu (10/1/2018) kemarin. Setelah sebelumnya tertunda, pertemuan ini akhirnya menyepakati mekanisme pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta.

Ketua DPW PKS DKI Syakir Purnomo menjelaskan, pihaknya sudah memastikan akan ada empat panelis untuk menguji kandidat wagub DKI yang disodorkan PKS untuk menggantikan Sandiaga Uno. PKS dan Gerindra merupakan partai pengusung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada Pilkada DKI 2017.

Tim Panelis terdiri dari Wakil DPD Gerindra DKI Syarif dan peneliti LIPI Siti Zuhro. Sementara dari pihak PKS, panelisnya adalah pakar kebijakan publik Eko Prasojo dan pengamat politik Ubedilah.

Baca juga: PKS dan Gerindra Sepakati Fit and Proper Test Cawagub DKI

"Timeline berikutnya akan dilaksanakan rapat koordinasi antara PKS dengan Gerindra dan tim panelis, insya Allah mudah-mudahan tidak ada kendala, mudah-mudahan Senin tanggal 14 Januari 2019 ya," kata Syakir Rabu malam.

Syakir berharap proses pemilihan wagub DKI bisa selesai sebelum Januari 2019 berakhir seperti keinginan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Sesuai dengan arahan Ketum DPP Gerindra, Pak Prabowo, menargetkan proses wagub DKI tuntas Januari 2019," ujar Syakir.

Tim penguji

Wakil DPD DKI Gerindra Syarif mengatakan dalam rapat koordinasi itu, tim panelis akan membahas materi apa saja yang akan disodorkan ke tiga kandidat wagub dari PKS.

"Langkah selanjutnya ada di panelis, setelah hari Senin, ada semacam serah terimalah. Tugas dari partai kepada panelis untuk melakukan pendalaman kompetensi, integritas, kemampuan. Dititipkan kepada panelis untuk didalami biar obyektif," kata Syarif.

Tiga kandidat yang dimaksud yakni mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu, Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS DKI Agung Yulianto, dan Ketua Dewan Syariah (DSW) DPW PKS DKI Ahmad Suhaimi.

Baca juga: Saat Cawagub DKI dari PKS Dinilai Tak Dikenal dan Tak Punya Track Record

"Calon dari PKS itu sudah final, enggak bisa ditambah atau dikurangi. Waktu itu Gerindra penginnya empat. Setelah dibahas di internal DPW PKS, cukup tiga. Jadi nanti langkah selanjutnya ada di panelis hari Senin," ujar Syarif.

Syarif berharap pada 25 Januari ini, uji kepatutan dan kelayakan sudah selesai sehingga terpilih dua nama. Ia berharap ketiga nama itu bisa diserahkan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Diperkirakan pada 28 Januari 2019, dua nama ini bisa dikirim ke Anies.

"Baru melakukan lobi ke DPRD. Mudah-mudahan cepet selesai mendapatkan calon dari proses fit and proper test," ujar Syarif.

Setelah Anies menyerahkan ke DPRD, para anggota dewan harus melakukan voting untuk menentukan wakil gubernur DKI pengganti Sandiaga.

Lobi fraksi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com