Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan PNS Pemkot Bekasi Dihukum Berbaris Pakai Rompi Kuning dan Oranye

Kompas.com - 14/01/2019, 11:52 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menghukum ratusan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tenaga Kerja Kontrak (TKK) Pemerintah Kota Bekasi yang tidak disiplin melaksanakan program kerja.

Pantauan Kompas.com, hukuman yang diberi kepada ratusan pegawai itu berupa pemakaian rompi kuning bertuliskan "Saya belum disiplin" dan rompi oranye bertuliskan "Melanggar disiplin berat" saat apel pagi, Senin (14/1/2019).

Ratusan pegawai itu dipanggil satu persatu maju dari barisan untuk dipakaikan rompi oleh Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto.

Adapun untuk pegawai yang dipakaikan rompi oranye yakni, pegawai yang tidak mengikuti program Subuh Keliling (Sulin), sedangkan, pegawai yang dipakaikan rompi kuning, yakni pegawai yang tidak mengikuti apel pagi sebanyak tiga kali berturut-turut tanpa alasan yang jelas.

Baca juga: Memaksa PNS DKI Gunakan Transportasi Massal...

Pemakaian rompi tersebut tidak mengenal status jabatan yang diemban PNS. Beberapa pejabat setara Kepala Dinas dan Sekretaris Dinas pun nampak memakai rompi tersebut.

Rahmat mengatakan, pemakaian rompi tersebut untuk memberikan efek jera atau shocked therapy untul para pegawai agar bisa lebih disiplin dalam bekerja.

"Ini bagus untuk melaksanakan aktualisasi kerja. Kalian kerja dituntut untuk berprestasi, ASN (Aparatur Sipil Negara) juga dituntut untuk berprestasi. Berprestasinya itu korelasinya kepada kepuasan masyarakat. Ini bukan opini, ini nyata," kata Rahmat, Senin.

Baca juga: Sepuluh PNS di Tangsel Tak Masuk Kerja Berbulan-Bulan, Gaji Disetop

Adapun sebanyak 500 pegawai gabungan PNS dan TKK yang dihukum jera menggunakan rompi tersebut dalam apel pagi. Rahmat menambahkan, hukuman tersebut akan dilakukan rutin dengan pemantauan ketat para ASN dan TKK yang tidak disiplin.

"Kita ini sebenarnya beban kerjanya ringan, karena aparaturnya banyak. Nah sekarang saya ajak mereka buat disiplin, berkarakter, dan bertanggung jawab. Kalau ada orang yang tidak puas melihat cara saya seperti ini, ini karena tanggung jawab saya sebagai kepala daerah," ujar Rahmat.

"Yang enggak mau diajak Suling (Subuh Keliling), bayangin yang non-muslim saja ikut melihat, dia hanya hadir di luar masjid, nah kita yang muslim yang sudah wajib masih banyak yang enggak ikut," sambung Rahmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com