Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peserta Aksi Damai 151 "Sweeping" Pengemudi Ojek Online, Minta Lepas Atribut

Kompas.com - 15/01/2019, 12:14 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pengemudi ojek online yang mengikuti aksi damai 151 memberhentikan rekan mereka yang tidak mengikuti aksi.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Selasa (15/1/2019), para peserta aksi damai 151 berkumpul di depan lokasi parkir IRTI, Monas, sejak pukul 11.15 WIB. Mereka masih menunggu peserta lainnya sebelum beranjak ke Istana Negara.

Sembari menunggu, sejumlah peserta aksi melakukan sweeping di sepanjang Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Baca juga: Pengemudi Ojek Online Jabodetabek Gelar Aksi Damai 151, 15 Januari

Namun, sweeping itu bukan untuk melarang pengemudi untuk mencari dan mengantarkan penumpang. Mereka melakukan sweeping hanya agar pengemudi ojek online lainnya menyembunyikan atribut ojek mereka seperti jaket dan helm. 

"Bang, itu sembunyikan. Di balik jaketnya," ujar salah satu peserta aksi kepada pengemudi ojek online.

Para peserta aksi juga mengimbau para pengemudi untuk mengambil lajur sebelah kiri jika ingin melewati kawasan Jalan Merdeka Selatan.

"Minggir Bang, lewat pinggir, lewat kiri saja. Hargai kita yang mau demo hari ini," ungkap peserta lainnya.

Baca juga: Jokowi: Regulasi Tentang Ojek Online akan Menjadi Payung Hukum

"Yang narik silakan lewat, tapi lewat sebelah kiri. Jangan jalan di tengah. Balik juga atributnya," kata peserta lainnya menggunakan pengeras suara.

Kondisi ini membuat pengemudi ojek online merasa bingung. Salah satu pengemudi ojek online bernama Firman mengaku tak tahu adanya aksi damai itu.

"Saya enggak tahu, tiba-tiba saya disuruh lepas atribut. Saya enggak boleh lewat juga. Tadi saya baru nganterin penumpang ke Balai Kota, eh malah disuruh balik. Makanya saya langsung buru-buru pergi dari kawasan ini," kata Firman kepada Kompas.com.

Kendati demikian, Firman bersyukur dirinya masih diberi kesempatan untuk mencari penumpang.

"Tadi cuma disuruh tutup atribut. Alhamdulillah masih boleh cari penumpang dan enggak ikut demonya," kata Firman.

Seperti diketahui, aksi damai 151 dilakukan di depan Istana Negara oleh komunitas ojek online Jabodetabek.

Aksi itu bertujuan untuk menyampaikan tiga tuntutan. Tuntutan pertama adalah meminta aplikator ojek online untuk menetapkan tarif batas atas dan bawah yang lebih manusiawi.

Tuntuan kedua adalah menuntut pemerintah untuk membuat regulasi terkait transportasi online. Adapun tuntutan ketiga adalah meminta aplikator untuk menetapkan sistem kemitraan yang adil bagi para pengemudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com