Mereka datang membawa sejumlah peralatan untuk pemasangan plang seperti linggis, golok, parang, dan cangkul.
"Pas ditelepon (dikabari karyawan ada rombongan datang), saya masih di jalan ke lokasi, saya enggak berani datang," kata Indra dalam kesaksiannya.
Indra mengatakan, pihak PT Nila Alam sempat berunding dalam upaya damai dengan kelompok Hercules yang menguasai lahan mereka hingga hampir tiga bulan lamanya.
Indra pun sempat diminta untuk mendatangi lokasi oleh terdakwa Bobi, tetapi tidak pernah dilakukannya.
Baca juga: Bos PT Nila Alam Mengaku Ketakutan Saat Didatangi Puluhan Anggota Kelompok Hercules
"(Saya) dipesan, 'Jangan sampai lapor polisi, nanti habis uang banyak, sama kita saja'. Tapi (saya) tidak pernah mau," terang Indra.
Selanjutnya, pihaknya mengirimkan kuasa hukum ke lokasi untuk menemui Bobi dan komplotannya yang berada di lokasi.
Indra mengatakan, pihaknya menjelaskan terkait penyerobotan lahan dan meminta agar mereka keluar.
Tetapi penjelasan tersebut tak membuat mereka pergi, sehingga PT Nila Alam melayangkan somasi.
"Tapi (somasi) juga enggak mau. Jadi jalan terakhir lapor polisi," katanya.
Akibat penguasan lahan PT Nila Alam yang terletak di Jalan Daan Mogot KM 18, Kalideres, Jakarta Barat tersebut, dua dari tujuh penyewa ruko pergi.
Menurut Indra, mereka pergi karena merasa tidak nyaman dengan kehadiran kelompok Hercules.
Sebab, penyewa ruko dimintai iuran oleh Bobi dan kelompoknya di lapangan sebesar Rp 500.000 per bulan alih-alih uang keamanan.
Baca juga: Bersaksi di Sidang Hercules, Direktur PT Nila Alam Sebut Bangunannya Dirusak
Indra mengatakan, para penyewa membayar uang sewa Rp 50-70 juta per tahun dan tidak ada penarikan biaya lainnya seperti untuk keamanan.
"Ada kerugiannya, sebagian penyewa belum selesai habis kontrak sudah pindah, enggak mau perpanjang karena sudah enggak nyaman," kata Indra dalam sidang.
Selain kerugian kehilangan penyewa, PT Nila Alam juga mengalami kerugian akibat perusakan terhadap kantor pemasaran.
Adapun yang rusak adalah bagian engsel pintu yang dibuka paksa oleh kelompok Hercules.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.