Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Penipuan Catut Nama Yenny Wahid dan Jokowi Dilaporkan ke Polisi

Kompas.com - 24/01/2019, 21:14 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang warga Cipayung, Heru Purwanu (53) melaporkan seorang pria berinisial S atas dugaan kasus penipuan dan penggelapan uang yang mencatut nama Yenny Wahid dan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo.

Ia melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya dengan nomor laporan LP/483/1/2019/PMJ/Dit. Reskrimum pada 24 Januari 2019.

"Kejadian ini bermula saat acara pengajian di masjid wilayah Rawamangun pada Desember 2018 lalu, kebetulan klien saya memang aktif di pengajian tersebut. Lalu ada seorang berinisial S mendatangi dan menawarkan pinjaman lunak, padahal S baru tiga kali datang ke pengajian itu," kata Kuasa Hukum Heru, Aulia Fahmi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (24/1/2019).

Baca juga: Mafia Bola Dijerat Pasal Penipuan, Penyuapan, hingga Pencucian Uang

Fahmi mengatakan, S mengaku sebagai anggota Brikadir Gus Dur dan mengenal Yenny Wahid.

S menjanjikan korbannya uang pinjaman senilai Rp 15 juta dengan syarat memberikan uang administrasi Rp 550.000.

Bahkan, S menjanjikan korban tidak mengembalikan uang pinjaman jika Jokowi terpilih menjadi presiden pada Pemilu 2019.

Baca juga: Fakta-fakta Penipuan terhadap Mendagri oleh Kepsek Gadungan

"Ada yang menarik di sini saat S berjanji. Ada narasi-narasi yang dibangun yaitu uang ini, uang dari salah satu tokoh besar di Indonesia, dalam hal ini Ibu Yenny Wahid. Apabila nanti Jokowi menang, maka uang itu tidak wajib dikembalikan," ujar Fahmi.

Fahmi mengungkapkan, S langsung melarikan diri setelah mendapatkan uang administrasi dari korbannya.

"Ketika diberikan uang administrasi, dua hari kemudian, dia janji akan memberikan uang pinjaman, tetapi dia ingkar dan janji diberikan tanggal 30 Desember. Pas tanggal 30 Desember, ternyata sulit dihubungi," katanya. 

Baca juga: Kasus Penipuan Wedding Organizer di Palembang, Korban Pengantin Rugi Rp 95 Juta

Fahmi memperkirakan ada banyak korban lainnya yang tertipu S. Namun, korban lain belum melaporkan ke pihak kepolisian.

"Saya dengar ada juga sempat mengajak korban lain, ada sekitar 20 orang. Di tempat yang lain, dia bawa narasi yang sama. Tapi pelapor baru satu, yang lain mungkin akan dipanggil sebagai saksi," kata Fahmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com