JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, demam berdarah dengue (DBD) yang tengah menjangkiti warga ibu kota tersebar di wilayah-wilayah tertentu.
Ada lima kecamatan dengan tingkat kejadian (incidence rate/IR) tertinggi di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
IR adalah perhitungan kejadian per 100.000 penduduk yang digunakan untuk mengukur proporsi kejadian DBD.
Baca juga: Ini 3 Kecamatan Rawan DBD di Jakarta Timur
Semakin tinggi angka IR, maka semakin tinggi kejadiannya.
Jagakarsa tercatat sebagai wilayah dengan kejadian tertinggi dengan 19,27 IR, disusul Kalideres (16,94 IR), Kebayoran Baru (16,54 IR), Pasar Rebo (13,93 IR), dan Cipayung (13,57 IR).
"Sampai dengan tanggal 27 Januari malam ada 613 kasus, terdistribusi di lima wilayah kota. Paling banyak di tiga kota yaitu Jaksel 231 kasus, Jaktim 169 kasus, dan Jakbar 153 kasus," kata Widyastuti di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).
Baca juga: Dinkes Depok Nilai Fogging Belum Efektif Basmi Nyamuk Penyebab DBD
Pada Januari 2019, kasus DBD paling menonjol terjadi di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat.
Sementara itu, pada Februari dan Maret 2019, seluruh wilayah DKI Jakarta masuk dalam kategori waspada Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.
Widyastuti menduga banyak lahan kosong yang menjadi sarang nyamuk demam berdarah, aedes aegypti, di lima kecamatan tersebut.
Baca juga: Hingga Pengujung Januari, Ada Ratusan Pasien DBD Baru di Depok
Kejadian DBD masih terpantau rendah di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara, sedangkan di Kepulauan Seribu belum ada kejadian.
"Kepulauan Seribu, kan, air laut, tidak terlalu disukai nyamuk. Yang disenangi nyamuk di air tawar," ujar Widyastuti.
Kasus DBD di DKI Jakarta pada Januari per tanggal 27 Januari 2019 semalam sebanyak 613 kasus.
Baca juga: Cegah DBD, Sekolah di DKI Ajak Siswa Berantas Sarang Nyamuk Tiap Jumat
Meski belum ada korban meninggal, DBD tahun ini melonjak dari periode yang sama setahun sebelumnya. Pada Januari 2018, kejadian DBD hanya sekitar 200 kasus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.