Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Sebut 60 Anggota Geng Motor Keroyok Korban di Kemayoran

Kompas.com - 28/01/2019, 21:39 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - FR, salah satu tersangka pembacok seorang pemuda bernama Yuda di Kemayoran mengatakan, ada 60 orang rekannya sesama anggota geng motor yang ikut mengeroyok Yuda, Minggu (27/1/2019).

Kelompok geng motor tersebut diberi nama "Komunitas Pusat 13".

FR mengtakan, pembacokan dilakukan karena puluhan rekannya itu kesal kelompok geng motor yang diikuti Yuda dianggap menantang kelompok geng motor FR.

Selain itu, FR berserta rekannya mendapat informasi bahwa pelaku perampasan motor milik adik dari teman FR berasal dari geng motor Yuda.

"Ada 30 motor, satu motor dibawa dua orang. Kurang lebih 60-an orang yang datang," ujar FR saat pengungkapan kasus di Mapolres Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).

Baca juga: Polisi Tangkap 5 Pelaku Pembacokan Anggota Geng Motor di Kemayoran

FR mengatakan, rekannya itu mendatangi tempat tongkrongan kelompok Yuda di Kemayoran dan melakukan pengeroyokan.

Sekitar pukul 04.00 WIB, puluhan pelaku telah mengerumuni tempat tongkrongan korban dan melakukan pembacokan.

Wakapolres Jakarta Pusat AKBP Arie Ardian mengatakan, pihaknya masih mengejar para pelaku lainnya yang ikut melakukan tindakan tersebut.

"Kami masih kejar pelaku lainnya," ujar Arie.

Diberitakan sebelumnya, seorang pemuda bernama Yuda (26) tewas dibacok di kawasan Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu pagi.

Kapolsek Kemayoran Kompol Saiful Anwar mengatakan, pembacokan terjadi saat dua kelompok geng motor berkumpul di Jalan Benyamin Sueb.

Baca juga: Anggota Geng Motor Tewas Dibacok di Kemayoran

Korban mengalami luka bacok di punggung dan dada sebelah kiri, serta bahu sebelah kanan.

Polisi melakukan penyelidikan dan menangkap lima pelaku pembacokan berinisial FR, PSD, AL, TR, dan GBB.

Kelima pelaku ditangkap di kediaman mereka yang berada di sekitar Mangga Besar, Jakarta Barat, Senin pagi.

"Korban adalah anggota geng motor dan sedang berkumpul di Jalan Benyamin Sueb, lalu korban dibacok. Penyebabnya diduga karena saling ejek antara korban dan pelaku," kata Saiful saat dihubungi Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com