Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas Kesehatan Terima Laporan Tiga Warga Bekasi Kena Difteri

Kompas.com - 08/03/2019, 13:35 WIB
Dean Pahrevi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi Dezi Syukrawati mengatakan, pihaknya menemukan tiga warga Kota Bekasi diduga terkena penyakit difteri.

Dezi mengatakan, mereka awalnya berobat di salah satu Rumah Sakit di DKI Jakarta, lalu dilaporkan kepada pihak Dinkes Kota Bekasi bahwa ada tiga warga yang diduga terkena difteri.

"Yang terlapor ke kami ada tiga ya, tapi untuk hasil positif atau negatifnya masih kami tunggu dari BTKL (Badan Teknologi Kesehatan Lingkungan) di bawah Kementerian, karena harus ada pembiasan dari hasil laboratoriumnya," kata Dezi saar dihubungi Kompas.com, Jumat (8/3/2019).

Baca juga: 5 Anak di Malaysia Positif Difteri, Ihwal Orangtua Tolak Vaksinasi Jadi Sorotan

Ketiga warga Kota Bekasi tersebut merupakan anak-anak yang salah satunya berasal dari wilayah Bekasi Barat.

Saat ini, pihak Dinkes Kota Bekasi sedang menindaklanjuti kasus tersebut dengan melacak riwayat imunisasi warga tersebut.

Kasus difteri bukan hal baru di Kota Bekasi. Pada 2018, sebanyak 26 kasus suspect difteri ditemukan di Kota Bekasi.

Empat warga di antaranya positif difteri.

Gejala difteri pada umumnya, kata Dezi, seperti terkena flu, radang tenggorokan.

Namun, perbedaannya orang yang terkena difteri terdapat selaput abu-abu di bagian tenggorokan dan benjolan di bagian leher.

Apabila tidak atau telat ditangani dengan baik, difteri bisa menyebabkan kematian.

"Bisa (sebabkan kematian), kalau sudah parah baru ketemu. Itu kan si selaputnya tadi bisa menghambat jalan napas. Tapi kalau bisa diatasi dengan aturan yang ada sih Insya Allah enggak masalah," ujar Dezi.

Adapun penyakit difteri bisa menjangkit warga karena kurangnya menjaga lingkungan dengan baik.

Selain itu, kurangnya imunisasi daya tahan tubuh membuat penyakit difteri merambat tubuh warga.

Baca juga: Beredar Pesan Berantai soal Difteri Serang 600 Warga di Solo, Ini Penjelasan Dinkes

"Kuman difteri kan ada di lingkungan juga, artinya kalau orang ada difteri di tubuhnya tapi dia punya daya tahan tubuh kan difteri enggak bereaksi di tubuhnya. Tapi ketika dia buang kotoran di lingkungan, bisa saja orang lain yang terkena gitu," tutur Dezi.

Dezi mengimbau warga Kota Bekasi untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya dengan baik.

Selain itu, warga juga diimbau untuk rutin imunisasi dasar di puskesmas kepada anak-anak agar memiliki daya tahan tubuh yang baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com