Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Kota Pindah, PKL: Jakarta Mah Tetap Jakarta, Duit "Muter" di Sini

Kompas.com - 01/05/2019, 07:32 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah pedagang kaki lima di Jakarta menilai, wacana pemindahan ibu kota tak banyak berpengaruh bagi keseharian mereka.

Salah satunya Budi (40), pedagang gorengan di bilangan Cawang, Jakarta Timur.

Budi menyebut isu pemindahan ibu kota yang kian santer belakangan ini memang menarik buat diperbincangkan.

Namun, pada dasarnya isu tersebut tak banyak bersangkutan dengan keseharian dan pekerjaannya.

“Kita ngobrol-ngobrol begini memang seru, ya, tetapi kalau dipikir lagi, enggak ngefek juga sama kita. Kita tetap dagang gorengan, pembelinya juga ya pasti segini-segini saja," ujar Budi ketika ditemui Selasa (30/4/2019) sore.

"Yang namanya Jakarta itu, dari dulu kek, sampai sekarang kek, tetap saja paling ramai. Kalau pemerintahnya, presidennya, menteri-menterinya cabut, dikata orang-orang juga ikut cabut?” kata Budi lagi.

Baca juga: Pemindahan Ibu Kota Dinilai Dapat Urai Kemacetan Jakarta

Budi menilai, Jakarta tak akan banyak berubah kendati predikat ibu kota kelak tak lagi disandang, terutama dari segi kesibukan warganya.

“Semua kan orang kerja juga pada di mari, malah makin tetap ramai juga bisa,” kata dia.

“Dagangan mah tetap saja sehari habis pasti. Enggak bakal tiba-tiba jadi sepi, terus orang-orang kayak kita begini (pedagang kaki lima) jadi sepi, enggak bakal,” ujar Budi.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Yopri (34), pedagang buah di bilangan Klender, Jakarta Timur.

Dia mengaku sudah mendengar sejak lama kabar bakal pindahnya ibu kota, tetapi tak sedikit pun merasa risau maupun gembira.

Ia hanya berharap agar pemindahan ibu kota, kalau jadi, dilangsungkan dengan cara yang mulus tanpa banyak kasak-kusuk.

“Biasa saja. Memang pas dulu dengar diwacanakan lagi agak kaget, tapi sebentar doang. Katanya kan negara lain juga begitu, tuh. Asal enggak bikin ribut-ribut, enggak ‘diproyekin’ buat pindahnya sih, ya monggo saja. Saya mah fokus jualan buah,” ucap dia kepada Kompas.com, Selasa sore.

“Apalagi kalau nanti gedung-gedung bekas pemerintah yang ditinggalin bisa buat kita (pedagang), disulap jadi kayak supermarket, wah bagus tuh. Kalau bisa begitu kita dorong deh biar cepat-cepat pindah mereka,” seloroh Yopri sebelum meralat pernyataannya.

“Tapi jangan deh saya sudah enak di sini, ramai,” kata dia.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Setuju Ibu Kota Dipindah dari Jakarta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com