Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pedagang Takjil di Benhil: Malam Belanja, Subuh Masak, Siang Dagang...

Kompas.com - 07/05/2019, 08:00 WIB
Vitorio Mantalean,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Datangnya bulan Ramadhan yang hanya sekali dalam setahun tak disia-siakan para pedagang takjil di Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Selatan.

Lokasi ini memang dikenal sebagai salah satu tempat berburu takjil paling populer seantero Jakarta. Selama Ramadhan, lokasi ini nyaris tak pernah sepi pembeli.

Tak heran, pundi-pundi rupiah yang sanggup diraup para pedagang pun bisa berlipat ganda ketimbang jualan pada hari-hari biasa. Keadaan ini tentu menggiurkan mereka, sehingga tak sedikit yang rela memeras keringat demi memaksimalkan potensi laba.

Ruswandi dan Mega, misalnya. Dua bersaudara ini mengaku mengerahkan segala tenaga yang ada buat menyiapkan masakan padang sebagai menu takjil yang dijajakan.

Baca juga: Berburu Takjil di Benhil pada Hari Pertama Puasa

"Belanjanya jelas lebih banyak daripada biasa, bisa dua kalinya. Cuma, ya, alhamdulillah, dapatnya juga bisa dua kali lipat daripada biasa," ungkap Mega ketika ditemui Kompas.com pada Senin (6/5/2019) sore.

Di meja mereka berdua memang berderet beberapa lauk yang tak henti memancing para pembeli. Menu daging rendang, ayam goreng, dan ikan balado jadi tiga menu yang paling cepat ludes sore itu.

"Habis ini pulang langsung nyuci, habis itu bagi dua. Ada yang belanja langsung ke pasar, terus masak lagi. Enggak mungkin kalau enggak masak, setiap hari sisanya cuma segini," timpal Ruswandi menunjukkan baskom berisi daging rendang yang tersisa hanya dua potong.

"Masak ada yang dari malam, ada yang pagi tergantung masak apa. Tapi kebanyakan sih mulai nyiapinnya lagi jam 5 pagi habis subuh," imbuh Ruswandi yang mengaku berasal dari Bogor, Jawa Barat.

Kesibukan berburu takjil di Bendungan Hilir, Jakarta Selatan pada hari pertama Ramadhan Senin (6/5/2019).KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Kesibukan berburu takjil di Bendungan Hilir, Jakarta Selatan pada hari pertama Ramadhan Senin (6/5/2019).

Setali tiga uang dengan Ruswandi dan Mega, Syarif juga mengungkapkan hal senada. Ia yang berjualan bersama istrinya menyebut momen Ramadhan menolongnya menutupi penghasilan yang bolong. Sebab, ia sehari-hari berdagang di kantin salah satu sekolah Islam di Jakarta. Selama bulan puasa, ia libur berjualan di sana.

Baca juga: Pedagang Takjil: Di Benhil Barokahnya Beda...

"Biasanya saya jual ayam geprek sama soto ayam. Bahan dikirim langsung tinggal telepon butuh berapa nanti diantar, kalau sekarang kita cari sendiri," ucap Syarif yang berjualan bermacam takjil di Benhil.

Ada salad buah, es kopi, sampai kue jongkong khas Banjarmasin yang berbaris di mejanya. Selama Ramadhan, ia mengaku mesti bergerilya setiap malam berburu bahan makanan ke pasar-pasar.

"Ini kan bahannya harus fresh semua, jadi beda lagi treatment-nya (dibanding dagang di sekolah). Enggak bisa ngandelin kiriman, mesti cari sendiri. Salad buah, coba, sudah kita keluarin dari cooler box kalau buat besok disimpan terus sudah enggak segar. Kue jongkong, kelapanya harus baru. Daunnya juga harus baru," imbuhnya.

Syarif menjelaskan, tak ada waktu buat berleha-leha selama sebulan ini. Jika kelewat santai, bisa-bisa menu takjil baru siap selepas tengah hari.

Kejadian tersebut menimpa Yani, seorang pedagang es buah. Dia memperkirakan akan kehilangan separuh potensi penghasilan pada hari pertama kali ini lantaran kesiangan berdagang.

Suasana di sekitar Pasar Bendungan Hilir pada hari pertama Ramadhan, Senin (6/5/2019). Para pembeli menyerbu lapak pedagang takjil yang berada di tenda khusus, menyebabkan sedikit hambatan pada arus lalu lintas di sekitarnya.KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Suasana di sekitar Pasar Bendungan Hilir pada hari pertama Ramadhan, Senin (6/5/2019). Para pembeli menyerbu lapak pedagang takjil yang berada di tenda khusus, menyebabkan sedikit hambatan pada arus lalu lintas di sekitarnya.

 

Padahal, tak berbeda jauh dengan Ruswandi, Mega, dan Syarif, dia telah menyiapkan beberapa dagangannya sejak malam hari.


"Hari ini saya telat. Saya sampai jam setengah satu," kata Yani yang juga menjajakan kolak, es pisang ijo, dan berbagai minuman dingin lainnya selain aneka gorengan.

"Padahal sudah siap-siap dari pagi. Bikinnya malah dari semalam, motong-motong buahnya segala. Cuma tadi ada urusan, jadi telat. Jam 12 di sini kan sudah ramai," tambah Yani yang tampak agak kerepotan melayani banyaknya pembeli yang mampir.

Baca juga: Jauh-jauh Mengejar Sensasi Berburu Takjil di Pasar Benhil

Yani boleh dibilang tak beruntung hari ini. Di saat Ruswandi dan Mega telah merapikan dagangan dan memasukannya ke bagasi mobil, sementara Syarif dan istrinya telah meninggalkan lokasi dagang sejak azan maghrib berkumandang, Yani masih berkutat dengan para pembeli. Minuman dagangannya baru terjual kurang lebih dua pertiganya hingga malam mendarat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com