Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

H-7 Lebaran, Pedagang di Skybridge Tanah Abang Obral Dagangan

Kompas.com - 29/05/2019, 17:28 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang yang menempati kios di jembatan penyeberangan multiguna (skybridge) Tanah Abang mengobral barang dagangan mereka pada Rabu (29/5/2019), atau H-7 Lebaran. 

Mereka mengatakan, harga obral ini telah dipatok sejak pekan lalu.

"Obral sudah lama, Bang, sudah dari minggu kemarin ada. Orang-orang pasti sudah pada THR-an, sudah mulai jelalatan lihat baju. Banyakan ibu-ibu beli borogan kan buat anak-anaknya," ucap Azima, pedagang baju anak-anak, ketika ditemui Kompas.com Rabu siang.

Siang itu, Azima sibuk melayani pembeli yang rata-rata ibu-ibu. Bolak-balik dia mengobok-obok stok baju buat mencari ukuran yang diinginkan ibu-ibu tadi.

Baca juga: Keluhan Pedagang Tanah Abang: Penjualan Lebih Sepi hingga Persaingan dengan Toko Online

Salah satu pembeli di kios Azima, Azka, menyebut bahwa ia ingin membelikan baju baru buat anak-anaknya yang masih duduk di sekolah dasar.

Dengan harga obral, dia merasa tak perlu banyak menawar karena harga sudah cocok di kantong.

"Lumayanlah, saya ada anak tiga. Yang gede umur 12, kelas enam. Yang tengah umur 8, yang kecil umur 6. Ini sekali beli tadi ada yang modelnya bagus banget, bisa langsung beli tiga dapat Rp 100.000," ujar Azka.

Ia membeli tiga potong kemeja garis-garis yang dibanderol Rp 35.000 per potong. Azima menyebut, harga tersebut jauh di bawah harga normal yang dipatok sebesar Rp 60.000.

Begitu pula halnya Ari yang berjualan busana muslim. Namun, Ari menyebut bahwa animo pembeli agak menurun dibandingkan tahun kemarin. Atas alasan itulah dia mengobral dagangan.

"Ini saya jual biasanya Rp 150.000, jadi Rp 95.000. Jauh turun lah dibandingin tahun lalu pas masih di bawah (di Jalan Jatibaru Raya). Makanya ini diobral, sudah murah banget itu," kata Ari.

"Kalau enggak diobral enggak bisa pulang kampung saya. Ini saja setelah diobral masih sedikit yang beli, cuma lebih banyak daripada pas awal (bulan) puasa. Waktu itu lihat keadaan, wah sepi, jadi saya obral kira-kira H-10 Lebaran-lah. Nanti palingan sampai malam takbiran (obralnya)," tutur pria asal Padang ini.

Baca juga: PKL Caplok Trotoar, Jalan di Depan Pasar Tanah Abang Macet Parah

Seorang pembeli di kios Ari, Nurjanah, menyebut harga yang dipatok Ari amat menguntungkan baginya. Ia membeli sepotong gamis panjang.

Meski harga murah, menurut dia, kualitas barang yang dijuak tidak murahan.

"Ada sih tadi yang lebih murah lagi, tapi saya pegang-pegang bahannya bagusan yang ini. Sudah murah buat bahan begini Rp 95.000. Daripada entar ke sana jauh-jauh lagi enggak dapat," kata Nurjanah.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, skybridge Tanah Abang hingga H-7 Lebaran cukup ramai disatroni pembeli yang umumnya datang menggunakan kereta rel listrik (KRL).

Keramaian memuncak tengah hari, atau saat arus pembeli yang baru dan telah belanja berpapasan di tempat yang sama.

Pasar Tanah Abang terasa makin padat lantaran beberapa pembeli memilih rehat dengan duduk berlesehan di tepi skybridge.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com