Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral tentang Video Anak Kecil Bergantungan di KRL, Ini Kata PT KCI

Kompas.com - 17/06/2019, 14:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan seorang anak kecil bergantungan di pegangan kereta Commuter Line beredar di media sosial Twitter pada Minggu (16/6/2019).

Awalnya, video tersebut diunggah oleh salah satu pengguna Twitter yang mengeluhkan kejadian yang dinilainya membuat tidak nyaman penumpang KRL lainnya.

Menanggapi hal itu, Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuterline Indonesia, Anne Purba, mengungkapkan bahwa pihaknya menyayangkan kejadian anak-anak yang bergantungan di dalam kereta Commuter Line.

"PT KCI menyesalkan tindakan sebagian pengguna KRL Commuter Line yang masih belum memiliki kesadaran untuk menjaga fasilitas publik," ujar Anne saat dihubungi Kompas.com pada Senin (17/6/2019).

Menurut Anne, sudah semestinya bagi penumpang yang membawa anak atau pengguna jasa lain agar saling mengingatkan bahwa bergantungan di dalam KRL merupakan tindakan berbahaya. Tindakan itu juga dapat merusak sarana dan fasilitas di KRL.

Baca juga: YLKI Sebut Ada Iklan Rokok yang Diselundupkan di KRL Commuter Line

Selain itu, Anne mengatakan bahwa dalam tiap gerbong kereta Commuter Line ada empat petugas yang memastikan keamanan dan keselamatan penumpang KRL.

"Untuk penumpang yang membawa anak, seperti yang ada di video, kami (melalui petugas) memberikan sanksi berupa teguran," ujar Anne.

Selain itu, PT KCI hingga saat ini masih terus memberikan sosialisasi dan mengingatkan kepada penumpang komuter mengenai etika saat di dalam kereta Commuter Line.

"Sebagian pengguna KRL masih menempati bangku prioritas dengan tidak semestinya. Kemudian, kami mengimbau kepada penumpang agar bertoleransi dengan memelankan suara ketika mengobrol," ujar Anne.

Baca juga: Sampah Berserakan di KRL, Penumpang Diimbau Buang Sampah di Stasiun

Sementara itu, apabila sanksi teguran atau saran edukasi yang diberikan petugas KCI tidak diindahkan, maka petugas bisa memberikan sanksi menurunkan penumpang di stasiun berikutnya.

Kemudian, Anne menyarankan pengguna untuk memahami berbagai aturan dan larangan yang berlaku sebelum menggunakan KRL.

Adapun aturan dan larangan dapat disimak melalui sejumlah media sosial PT KCI, seperti di Twitter @CommuterLine, Instagram @commuterline, dan Facebook Commuter Line, serta contact center (021) 121.

"Para pengguna diharapkan paham dan sanggup mengikuti aturan tersebut yang dibuat untuk kenyamanan bersama seluruh pengguna KRL Commuter Line," ujar Anne.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com