Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Fakta-fakta dalam Perampokan Toko Emas di Balaraja

Kompas.com - 12/07/2019, 06:48 WIB
Verryana Novita Ningrum,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengungkap dua tersangka pelaku perampokan di Toko Emas Permata, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang pada 15 Juni 2019. Pelaku diketahui, tersangka merupakan Warga Negara Malaysia.

Mereka diidentifikasi sebagai Muhammad Nazri Fadzil (26) dan Muhammad Nur Iskandar (24). Keduanya telah ditangkap di Malaysia dan ditahan di sana.

Kasus perampokan ini viral di media sosial. Aksi kedua pelaku terekam oleh CCTV toko emas.

Dalam aksi tersebut, keduanya terlihat menodongkan senjata api dan juga senjata tajam seperti pedang samurai. Akibatnya, korban mengalami kerugian hingga Rp 1,6 Miliar.

Berikut, fakta-fakta dari pengungkapan identitas kedua pelaku oleh Polresta Tangerang:

1. Ditangkap di Malaysia

Kedua perampok ditangkap setelah polisi Indonesia yang terdiri dari tim gabungan Polresta Tangerang dan Polda Banten berkoordinasi dengan KBRI Malaysia, Polisi Diraja Malaysia (PDRM), dan Polisi Maran Pahang.

"Setelah investigasi panjang di dalam negeri, pada tanggal 2 Juli, kami berkoordinasi dengan PDRM dan membuahkan hasil. Kami diperkenankan untuk memeriksa tersangka dengan didampingi mereka," kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif di Polresta Tangerang pada Kamis (11/7/2019).

Baca juga: Polisi: 2 Tersangka Perampok Toko Emas di Balaraja Warga Malaysia

Pada 4 Juli ini, Tim Polresta Tangerang dan Tim Kriminal Umum Polda Banten bertolak ke Kuala Lumpur, Malaysia. Saat interogasi, kedua tersangka mengaku telah melakukan perampokan tersebut.

"Saat diinterogasi, keduanya mengakui telah melakukan pencurian dan kekerasan di SPBU dan Toko Emas di Balaraja," kata Sabilul.

2. Juga lakukan pemerasan di SPBU Balaraja

Selain melakukan perampokan di toko emas, dua orang itu juga telah melakukan pencurian di SPBU Balaraja pada 14 Juni 2019. 

Salah satu tersangka menodongkan senjata ke arah petugas SPBU dan meminta paksa tas pinggang milik petugas. Kerugian dari perampokan itu senilai Rp 4.693.000.

Kapolresta Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif (tengah) saat mengungkap kasus perampokan toko emas di Balaraja, Tangerang, Kamis (11/07/2019).KOMPAS.com/ VERRYANA NOVITA NINGRUM Kapolresta Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif (tengah) saat mengungkap kasus perampokan toko emas di Balaraja, Tangerang, Kamis (11/07/2019).

Kini, kedua tersangka itu masih berada di Malaysia dan ditahan PDRM. Sebab, keduanya juga melakukan perampokan di SPBU Kuala Lumpur dan Selangor setelah kembali dari Indonesia.

"Juga, karena keduanya melarikan diri ke daerah asalnya, tentunya ada ketentuan-ketentuan diplomatik. Ketentuan itu harus dihormati," ujar Sabilul.

3. Gunakan mobil sewaan untuk melakukan aksinya

Aksi mereka terekam kamera CCTV. Hal itu kemudian memudahkan aparat Polresta Tangerang mengidentifikasi para pelaku termasuk kewarganegaraan mereka. 

Saat menyewa kendaraan, para tersangka menggunakan paspor dan tercantum bahwa keduanya merupakan warga Malaysia.

"Paspor tersebut difoto oleh pemilik rental mobil, itu sangat membantu kami," kata Sabilul Alif.

Baca juga: Perampok Toko Emas di Balaraja Pakai Mobil Rental Saat Beraksi

Namun, kedua pelaku sempat mengganti plat nomor mobil tersebut menjadi T 1721 dari sebelumnya B 2069 UFC.

"Awalnya, kami kesulitan karena plat nomor pelaku palsu. Namun, setelah dilihat ciri-ciri mobil kami menemui mobil Avanza itu adalah milik sebuah rental mobil di Penjaringan, Jakarta Utara," kata Sabilul.

Mobil tersebut kemudian diketahui telah disewa tersangka pelaku pada tanggal 13-15 Juni 2019. Penyewa kendaraan atas nama kedua tersangka, yaitu Muhammad Nazri Fadzil (26) dan Muhammad Nur Iskandar (24).

4. Residivis perampokan di Malaysia

Salah satu tersangka perampok yaitu Muhammad Nur Iskhandar (24), merupakan residivis kasus perampokan di Malaysia.

Baca juga: Perampok Toko Emas Balaraja Residivis Perampokan di Malaysia

"Tersangka ini (Nur Iskhandar) pernah ditangkap oleh Polisi Diraja Malaysia (PDRM) karena kasus perampokan toko emas di Kuala Lumpur, Malaysia," kata Kapolresta Tangerang Kombes Sabilul Alif.

Dia kemudian menjalani hukuman penjara dan bebas pada 3 Juni 2019. Tidak sampai dua pekan setelah bebas, dia bertemu Muhammad Nazri Fadzil (26) dan merampok toko emas di Balaraja pada 15 Juni 2019.

5. Belajar merampok dari Youtube

Perampok toko emas di Balaraja mempelajari cara merampok lewat video Youtube. Kapolresta Tangerang Kombes Sabilul Alif mengatakan perampok yang dia maksud adalah warga negara Malaysia bernama Muhammad Nazri Fadzil (26).

"Berbagai video dari Youtube dia saksikan untuk mempelajari teknik merampok dan melarikan diri," kata Sabilul.

Nazri kemudian mengajak warga Malaysia lainnya, Muhammad Nur Iskandar, untuk melancarkan aksinya. Setelah berdiskusi, keduanya sepakat untuk melakukan perampokan.

"Syaratnya, Nazri ini harus membiayai semua keperluan Nur Iskandar, lalu mereka sepakat," tambah Sabilul.

Muhammad Nazri Fadzil berasal dari keluarga mampu. Namun, dia bercita-cita ingin menghasilkan uang sendiri.

Baca juga: Perampok Toko Emas di Balaraja Belajar Merampok dari Youtube

Dia lalu meminta izin kepada kedua orangtuanya untuk bekerja di Jepang. Orangtuanya menyetujui dan memberinya uang saku Rp 30 juta.

"Tapi, dia merasa tidak cukup dengan uang dari orangtuanya itu. Lalu, dia ajak Muhammad Nur Iskhandar merampok untuk menambah biaya ke Jepang," kata Sabilul.

Kendati demikian, keduanya tak memberikan alasan spesifik mengapa memilih Indonesia sebagai target. Ketika ditanya, Muhammad Nazri Fadzil hanya menjawab bahwa dia menyukai travelling.

"Dia juga pernah ke Indonesia pada 2013 dan 2015, tapi memang tujuannya jalan-jalan," kata Sabilul.

6. Senjata replika

Dua pelaku Warga Negara Malaysia itu sebelumnya terlihat membawa senjata api jenis revolver dan pedang samurai saat melakukan perampokan pada 15 Juni 2019.

"Dari video yang viral itu kami mengira memang senjata api, ternyata ini senjata api palsu, berupa korek api berbentuk revolver dan jenis bareta," kata Sabilul Alif.

Baca juga: Senjata Api yang Digunakan Perampok Toko Emas Balaraja Ternyata Palsu

Selain senjata api palsu, polisi juga menemukan barang bukti lainnya berupa 34 dudukan gelang tempat menaruh emas, baki emas, dan masker yang pelaku gunakan untuk menutup wajahnya saat beroperasi.

Namun, polisi belum menemukan pedang samurai yang juga digunakan untuk menakuti warga sekitar saat beraksi.

"Setelah membuang barang bukti, mereka langsung ke daerah Cimone untuk mengganti kaca mobil mereka yang hancur karena dilempar batu besar oleh warga," kata Sabilul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com