Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Rumah Makan Khawatir Omzet Turun jika Perluasan Ganjil Genap Diterapkan

Kompas.com - 13/08/2019, 15:08 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengusaha rumah makan di Jalan Gunung Sahari, Pademangan, Jakarta Utara, mengaku khawatir dengan rencana penerapan perluasan aturan ganjil-genap di DKI.

Mereka khawatir, pelanggan semakin sedikit yang mampir ke rumah makan karena terhambat aturan ganjil genap.

Sufa (44), Manajer Rumah Makan Sederhana Mangga Dua menduga, penerapan ganjil-genap akan berpengaruh ke omzet rumah makan yang dikelolanya.

"Kalau dari pagi jam 10.00 WIB kita nggak khawatir, karena itu masih (jadwal) preparation. Tapi jam 16.00-21.00 WIB itu kan biasanya tamu tuh mampir, sekarang udah mikirin ganjil genap makannya," kata Sufa saat ditemui, Selasa (13/8/2019).

Baca juga: Jika Taksi Online Bebas Ganjil Genap, Bakal Ada Pendaftaran Massal ke Taksi Daring

Ia mengatakan, pelanggan yang biasanya makan di restorannya mayoritas adalah wisatawan yang menggunakan mobil pribadi.

"Karena kan di Mangga Dua ini banyakan travel, dari Bandung, dari mana. Pelat kuning dan pelat hitam. Udah ada yang nanya-nanya gitu, udah tau, kena ganjil genap nggak," ucapnya.

Bahkan, kata Sufa, pada hari pertama penerapan sosialisasi, ia langsung merasakan penurunan penjulan di restorannya.

Baca juga: Siasat Pengendara Hadapi Ganjil Genap, Kucing-kucingan hingga Bawa 2 Pelat Nomor

Biasanya saat jam makan malam, restorannya bisa melayani 10 meja makan per harinya.

Namun kemarin, dari pukul 16.00 WIB hingga tutup, hanya satu meja yang terisi di restorannya.

Hal tersebut membuatnya harus memutar otak untuk menambah pemasukan restoran. Salah satunya dengan melancarkan promosi penjualan nasi kotak.

"Kita nyari pangsa pasar ke kantor yang orang nggak bisa keluar. Misalnya kerja samanya kita tawarin nasi boks. Jadi kita jemput bola," ujarnya.

Baca juga: 7 Fakta Perluasan Sistem Ganjil Genap di Jakarta

Kekhawatiran serupa juga disampaikan Darwan (67), pemilik Rumah Makan Surya. Meski belum merasakan penurunan pada hari kedua ini, ia memastikan penurunan omset akan terjadi.

Menurut dia, target pasar dari para pengusaha rumah makan di Jalan Gunung Sahari bukanlah warga sekitar.

"Kawasan ini memang kawasan orang berniaga, warga sih ada juga satu dua tapi kebanyakan orang kantoran," ucap Darwan.

Ia mengaku, pasrah mengikuti kebijakan pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com