Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Transpatriot Bekasi Tak Disubsidi APBD

Kompas.com - 13/08/2019, 15:36 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sebanyak 20 bus Transpatriot Bekasi yang akan melayani 2 trayek baru disebut jadi angkutan bus pertama di Indonesia yang tidak disubsidi pemerintah.

"Ini suatu terobosan di mana BUMD atau pemerintah daerah tidak memakai biaya subsidi. Ini bisa jadi model untuk daerah lain, role model untuk Indonesia," ucap Direktur Angkutan Multimoda Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub RI, Ahmad Yani dalam jumpa pers di Kantor Dishub Kota Bekasi, Selasa (13/8/2019).

"Saya akan bawa untuk kota lain, Cirebon, Purwokerto, Bandung sudah siap, Cimahi," tambahnya.

PD Mitra Patriot, BUMD yang ditunjuk Pemerintah Kota Bekasi mengelola aset Transpatriot rencananya akan bekerja sama dengan dua perusahaan guna memuluskan upaya ini; PT PSA sebagai operator dan PT TRON sebagai penyedia teknologi.

Baca juga: Bus Transpatriot Bekasi Tambah Trayek pada 22 Agustus, Ini Rutenya

Sulit tutupi biaya operasional

Tanpa subsidi APBD, Direktur PD Mitra Patriot, Tubagus Hendra tak yakin jika pengoperasian 20 bus Transpatriot ini bisa menangguk untung dari penjualan tiket perjalanan semata.

Malah, jika hanya mengandalkan tiket, biaya operasional kendaraan dipastikan tidak terutup.

Ia berkaca pada neraca keuangan operasionalisasi 9 unit bus Transpatriot yang telah lebih dulu mengaspal.

Baca juga: Trayek Baru Transpatriot Bekasi Tak Terima Uang Tunai

Sejak awal peluncurannya, Pemerintah Kota Bekasi mengucurkan dana sekitar Rp 5 miliar tiap tahun.

Sementara itu, pendapatan per hari dari pengoperasian 9 bus tersebut hanya mencapai Rp 5-6 juta.

"Kalau dihitung, itu biaya operasionalnya Rp 17.517. Tarif kita Rp 4.000 flat, itu kan masih jauh," ujar Hendra, Senin.

Sejauh ini, Pemerintah Kota Bekasi belum menetapkan besaran tarif bagi penumpang 20 bus Transpatriot nonsubsidi ini.

Baca juga: 5 Fakta Calon Bus Transpatriot yang Mangkrak di Bekasi

Sejauh ini, kata Hendra, kemungkinan besar penumpang dikenakan tarif Rp 5.000-10.000 sekali jalan, tergantung jarak tempuh.

"Dan itu belum nutupin juga biaya operasional. Makanya itu, pihak ketiga harus ada inovasi tambahan untuk menutupi operasional," jelasnya.

Hendra berharap, kedua perusahaan itu bisa cukup kreatif menarik pemasukan dari sektor lain, terutama melalui pemasangan iklan di halte hingga badan bus.

Sebanyak 20 bus Transpatriot nonsubsidi ini akan melayani dua trayek baru, yakni Wisma Asri-Sumber Arta dan Summarecon-Vida Bantargebang.

Bus-bus ini merupakan hasil hibah dari Kementerian Perhubungan RI yang belum digunakan sejak Desember 2018.

"Kami sudah sepakat, rencananya memang operasional 22 Agustus mulai membawa penumpang. Dari 22 Agustus akan kita gratiskan dulu hingga awal September," tutup Hendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com