Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Hibah dari Kementerian di Bekasi Akhirnya Tak Lagi Menganggur

Kompas.com - 14/08/2019, 06:14 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Sebanyak 20 bus reguler dan 1 bus sekolah yang dihibahkan Kementerian Perhubungan RI kepada Pemerintah Kota Bekasi, sejak Desember 2018 lalu terbengkalai tak terpakai.

Selama tujuh bulan lebih, 20 bus yang rencananya dipakai sebagai bus Transpatriot Bekasi itu berpindah-pindah tempat mendekam, mulai dari Asrama Haji, Stadion Patriot Candrabhaga, dan lahan PDAM.

Hingga Kamis (8/8/2019), bus-bus itu rata-rata dalam kondisi jarang dirawat. Seluruh badan dan jendela bus berselubung debu tebal hingga dapat dicoret-coret dengan sentuhan jari.

Ada lapisan karat menyempil di bemper bus. Bahkan, 1 unit bus sekolah dalam keadaan pecah bempernya.

Usai jadi sorotan media, Selasa (13/8/2019) masa depan bus-bus tersebut akhirnya terang. Dinas Perhubungan Kota Bekasi berdalih, kendala administrasi yang membelit pengoperasian 20 bus tersebut kini sudah tuntas.

"Dua bulan ini memang agak sulit administrasi yang disiapkan. Pertama, yang harus kami siapkan, administrasi. Bus ini diberikan oleh kementerian dalam keadaan off the road, kosong. STNK belum, otomatis BPKB dan pelat nomor belum," kata Dadang dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (13/8/2019).

"Kami terima hanya faktur. Sudah kami serahkan ke PD Mitra Patriot pengelolaannya. Ini kami kuningkan, ada perubahan faktur, dan itu sudah selesai," kata dia.

Baca juga: 5 Fakta Calon Bus Transpatriot yang Mangkrak di Bekasi

Di samping kelengkapan dokumen kendaraan, ujar Dadang, bus hibah yang resmi diterima Pemerintah Kota Bekasi pada Desember 2018 ini berjenis hi-deck.

Dalam delapan bulan ini, Dadang mengklaim bahwa pihaknya sibuk membuat tangga khusus naik-turun penumpang. Ini juga yang jadi dalih Dishub Kota Bekasi tak mengoperasikan 20 bus ini, selain urusan administrasi tadi.

Padahal, selama tujuh bulan lebih ini, belum satu pun halte yang dibangun untuk mengantisipasi pengoperasian 20 bus ini.

Penumpang hanya disiapkan halte virtual atau halte bayangan dengan tangga khusus hi-deck. Pembangunan halte, kata Dadang, akan dilakukan “sambil jalan”.

"Izin trayek, ranah Dishub, sudah. KIR juga sudah. Kelengkapan administrasi sudah terpenuhi. Aspek teknis, saya tidak mau buru-buru (bus beroperasi) tapi belum siap. Shelter yang dilalui juga masih harus disiapkan," kata Dadang.

Kemenhub minta test-drive

Dadang menjamin bahwa bus-bus Transpatriot itu dalam keadaan laik jalan. Kini, 20 bus tersebut telah dipindahkan ke pul khusus di sebuah lahan dekat perumahan Vida, Bantargebang.

Lama mengaspal sejak dihibahkan, Kementerian Perhubungan tak mampu menyembunyikan kegerahannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com