Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

William Aditya, Anggota DPRD DKI Berusia 23 Tahun dan Idealisme Anti Korupsi

Kompas.com - 21/08/2019, 11:53 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Bukan tanpa alasan, pilihan kepada partai yang dikenal "millenial" ini lantaran Ia menganggap PSI masih memiliki ekosistem partai yang sehat.

"Menurut saya ekosistem parpol di partai lain itu sudah rusak. Sifatnya itu nepotisme sudah ada backingan oligarkis tertutup. Kalau kita jadi orang baik sendirian di parpol yang lama misalnya itu enggak akan mengubah apa-apa," tuturnya.

Baca juga: Jatuh Bangun Hardiyanto Kenneth, Minoritas yang Dapat Kepercayaan Jadi Anggota Baru DPRD DKI

Ia menjamin, dengan ekosistem PSI yang masih sehat maka dirinya bersama 7 anggota PSI lainnya yang terpilih sebagai anggota DPRD DKI transparan dan anti korupsi.

"Kita anti korupsi enggak ada uang mahar dan lain-lain. Nah ekosistem ini yang kita mau bawa sebagai bentuk perubahan di politik praktis di indonesia dalam hal ini DKI," tambah William.

Jaminan anti korupsi

William berkomitmen bahwa Ia dan PSI akan jauh dari kata korupsi.

Dalam pandangannya, mayoritas wakil rakyat melakukan korupsi karena terlalu banyak menghamburkan uang saat kampanye.

"Sistem politik kita itu terlalu termal kampanye caleg itu bisa 10 milliar 12 milliar jor-joran, jadi enggak cukup dia kalau cuma gaji dan tunjangan. Harus cari masukkan lain," jelas William.

Ia lalu membandingkan dengan dirinya saat kampanye yang hanya mengeluarkan uang kurang lebih Rp 500 juta.

Baca juga: Berangkat dari Pergulatan Batin, Kini Viani Limardi Akan Buka Kembali Pengaduan Masyarakat di Balai Kota

Jika dihitung, William yakin modal tersebut sudah tertutupi ketika Ia mendapat gaji dan tunjangan sebagai anggota DPRD DKI.

"Saya hitung dengan gaji dan tunjangan pasti balik modal jadi kalau di PSI kita menjaga betul pengeluaran caleg. Kita enggak diminta uang mahar, pada saat jadi anggota DPRD pun kita enggak ditarikin duit. Malah pengurus DKI Jakarta sndiri yang nyari duit gitu. Jadi sistemnya itu harus diubah enggak bisa kita ngandalin modal perorangan," kata dia.

Anak kedua dari 3 bersaudara ini lalu memaparkan bahwa dengan modal Rp 500 juta selama kampanya hanya digunakan untuk sosialisasi dan pengenalan diri ke masyarakat.

Layaknya calon anggota DPRD DKI lainnya, William juga melakukan blusukan namun blusukan versi murah.

Baca juga: Ima Mahdiah, Caleg PDI-P Terpilih Bakal Boyong Gagasan Ahok ke DPRD DKI

"Bikin mahal itu kan sebenarnya kalau kita kasih sembako atau uang ke warga. 1 orang bisa 200 sampai 300 ribu itu yang biikin mahal. Saya enggak melakukan itu, saya enggak membagikan sembako enhhak membagikan amplop-amplop uang. Saksi pun hanya di kecamatan jadi sangat murah," paparnya.

Modalnya hanya digunakan untuk konsumsi bersama warga selama kampanye.

Lalu untuk alat peraga kampanye sebagian juga dibantu dari DPP PSI sebagai bentuk dukungan kepada calegnya.

"Spanduk itu pun di DPP itu membantu kita. Stiker kartu nama jadi kita disupport," tutup William.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com