Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pos Pengaduan Fraksi PSI yang Ramai Antrean Aduan Warga

Kompas.com - 30/08/2019, 12:52 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merealisasikan janji membuka pos pengaduan warga di kantor Fraksi PSI di DPRD DKI Jakarta.

Saat Kompas.com menyambangi kantor Fraksi PSI di lantai 4 Gedung DPRD DKI Jumat (30/8/2019), tampak sejumlah warga tengah duduk di ruang tunggu.

Mereka rupanya sedang mengantre untuk dipanggil bergiliran menemui anggota DPRD PSI yang sedang piket untuk mengajukan pengaduannya.

Kantor Fraksi PSI memang belum sepenuhnya dirapikan. Tampak staf dan pegawai masih mondar-mandir memindahkan dokumen maupun merapikan beberapa bagian ruangan.

Bahkan tulisan fraksi yang biasa terdapat di depan kantor pun belum terpasang.

Nama-nama anggota DPRD yang akan menghuni masing-masing ruangan juga masih dituliskan dengan kertas dan spidol lalu ditempel di depan kaca.

Baca juga: Anggota DPRD DKI dari PSI Wajib Laporkan Aktifitas kepada Masyarakat

Meski demikian, di ruangan paling belakang sisi kanan dan kiri selalu ramai dengan pengaduan warga.

Saat mendatangi ruangan di sisi kiri paling belakang, 2 anggota DPRD PSI yakni Anthony Winza Prabowo dan Anggara Wicitra Sastroamidjojo sedang menerima aduan dari 5 orang warga.

Anthony mengatakan, sejak membuka pos pengaduan pada Selasa (27/8/2019) lalu, PSI sudah menerima puluhan aduan dari warga.

Aduan dan keluhan ini pun variatif dengan berbagai latar warga yang datang.

"Kita cukup variatif terima keluhan. Kalau yang tadi itu dengan salah satu Rumah Sakit hewan di Jakarta jadi ini ada dugaan pelanggaran-pelanggaran hukum salah satu RS tersebut," kata dia kepada Kompas.com, Jumat (30/8/2019).

Seusai menerima aduan, biasanya para anggota akan mempelajari dan mengkaji aduan tersebut.

Baca juga: Anggota DPRD DKI Terpilih dari PSI Minta Masuk Pansus Pemilihan Wagub DKI

Lalu ditindaklanjuti baik dengan pemanggilan dinas atau SKPD yang berhubungan dengan masalah tersebut maupun terjun ke lapangan.

"Mulai dari apa yang DPRD bisa tindak lanjuti dengan cepat sampai mungkin bantuan kita memanggil pihak terkait untuk audiensi juga dengan dinas-dinas terkait," ujarnya.

Pos pengaduan di kantor DPRD DKI fraksi PSI ini dibuka mulai pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB.

Namun menurut Anthony jika masih ada warga yang datang mengadu di luar jam tersebut dan berpapasan dengan anggota DPRD sedang berada di kantor maka masih diterima.

"Formalnya pukukl 08.00 WIB sampai 10.00 WIB tetapi kita fleksibel kadang pukul 14.00 WIB kalau enggak ada rapat. Pernah ada yang datang pukul 18.00 WIB," tutur Anthony.

Selain aduan yang disampaikan secara langsung, banyak aduan yang juga dikirimkan secara online ke media sosial milik PSI.

"Cukup banyak ke saya saja di atas 10. Itu yang baru ketemu ada juga yang aduan online belum tercatat tapi bisa puluhan," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com