Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pesepeda Perempuan yang Kerap Dilecehkan Ketika Berkendara di Jakarta

Kompas.com - 10/09/2019, 05:40 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI mendorong agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Diharapkan pula warga rutin bersepeda dalam beraktivitas sehari-hari.

"Kami mendorong penggunaan sepeda sebagai alat transportasi, bukan sekadar alat olahraga," ucap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (7/9/2019).

Namun, tidak mudah bagi pesepeda melintasi jalanan Jakarta. Banyak faktor menjadi kendala, salah satunya keamanan.

Baca juga: Anies Baswedan Minta Masyarakat Gunakan Sepeda Kayuh sebagai Alat Transportasi

Khususnya bagi kaum perempuan, menggunakan sepeda di Jakarta masih dianggap membahayakan diri.

Mereka kerap dilecehkan secara verbal maupun non verbal ketika melintas di jalan.

Seperti dialami Justitia Avila Veda. Ia rutin bersepeda menuju kantornya di kawasan Jakarta Pusat dari rumahnya di kawasan Pancoran.

Ia mengaku beberapa kali mengalami pelecehan seksual di jalan.

Padahal, perempuan 24 tahun ini baru saja beralih menggunakan sepeda dari sebelumnya menggunakan commuterline.

Ia merasa lelah melihat kejahatan seksual yang kerap terjadi di dalam gerbong.

“Saya pernah melihat wanita menangis di kereta karena dia bertindak tidak senonoh di kereta. Laki-laki itu lakukan ejakulasi depan wanita itu yang membuatnya menangis,” ujar Veda saat dihubungi, Sabtu (7/9/2019).

Baca juga: Anies Ingin Anak Buahnya Gunakan Sepeda Saat Inspeksi ke Lapangan

Namun faktanya, kini ia yang dilecehkan ketika bersepeda. Veda bercerita, ia pernah pulang larut malam dari kantornya menggunakan sepeda.

Saat itu, ia diikuti lalu dipegang bokongnya oleh pengendara motor di Jalan Pancoran.

Setelah melecehkan, pelaku langsung menancapkan gas motornya dengan kecepatan yang tinggi.

“Bokong aku disentuh. Aku ketakutan hingga akhirnya jatuh ke trotoar kena pagar,” cerita Veda.

Veda mengatakan, pengalaman pahit itu ia alami beberapa kali ketika bersepeda malam hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com