Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Pelanggar Ganjil Genap di Jalan DI Panjaitan Turun 20 Persen

Kompas.com - 10/09/2019, 12:39 WIB
Dean Pahrevi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari kedua pemberlakuan sistem ganjil genap di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur alami penurunan jumlah pelanggar.

Pantauan Kompas.com pada Selasa (10/9/2019) sejak pukul 07.30 hingga pukul 10.00 WIB, arus lalu lintas di Jalan DI Panjaitan hingga Jalan Ahmad Yani tampak lancar dan tidak terlihat penilangan kendaraan di gerbang masuk atau keluar tol.

Kepala Seksi Pengendalian dan Operasional Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jakarta Timur Slamet Dahlan mengatakan, penurunan jumlah pelanggar itu disebabkan para pengendara yang sudah memahami perluasan ganjil genap.

"Ya sudah rada berkurang yah, landai. Tadi pagi sekitar 20 persen berkurang. Mungkin pengendara sudah pada paham dan mematuhi adanya ganjil genap ini," kata Slamet saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa.

Baca juga: Hari Kedua Ganjil Genap, Bertambah 1 Pelanggar di TL Tomang Raya

Berdasarkan data yang diterima Kompas.com dari Sudinhub Jakarta Timur, jumlah pelanggar ganjil genap yang ditilang di Jalan DI Panjaitan hari ini memang berkurang dibanding Senin pagi kemarin.

Pada Senin pagi kemarin, sebanyak 70 pelanggar ditilang. Sedangkan, pada Selasa pagi ini 45 pelanggar yang ditilang di jalan tersebut.

Meski menurun, jumlah pengendara motor meningkat dibanding hari normal sebelum penerapam ganjil genap.

"Cenderung motornya yang bertambah ya kalau dari pengamatan kami. Motor itu kok jadi banyak banget, itu mungkin cara masyarakat menghindari ganjil genap," ujar Slamet.

Adapun di Jakarta Timur terdapat empat ruas jalan yang diterapkan ganjil genap. Keempatnya yakni, Jalan DI Panjaitan, Jalan Pramuka, Jalan MT Haryono, dan Jalan Ahmad Yani.

Perluasan ganjil genap diberlakukan pada Senin-Jumat, mulai pukul 06.00-10.00 WIB dan 16.00-21.00 WIB. Aturan ini tidak berlaku pada Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com