Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengantar Habibie ke Pusara, Kembali di Samping Ainun

Kompas.com - 13/09/2019, 08:41 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Malam itu tampak tidak biasa di kios bunga Rawajati, Kalibata, Jakarta Selatan. Sejak malam pedagang mulai disibukkan dengan kedatangan puluhan orang ke dalam toko.

Mereka datang untuk memesan satu karangan bunga yang sama, yakni bertuliskan "Turut Berduka Cita" dan dikirimkan ke satu alamat yang sama di Jalan Patra Kuningan XIII Blok L15/7 No 5, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Rabu (11/9/2019).

Siapa sangka, bunga itu dikirimkan atas nama Bacharuddin Jusuf Habibie. Ya, sore itu menjadi sore terakhir yang dijalani Habibie selama hidupnya. Dia meninggal dunia pukul 18.05 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Seketika, rumah presiden ke-3 RI yang semula sepi berubah jadi ramai. Karangan bunga berdatangan, wartawan berkerumunan memenuhi jalan, tokoh–tokoh besar pun hadir.

Baca juga: Kenangan BJ Habibie di Mata Tokoh Nasional, Joko Widodo hingga Bamsoet

Tidak lama berselang, jenazah sang pencipta pesawat N250 pun disemayamkan di kediamnya sebelum dimakamkan pada esok hari. Sesuai dengan permintaanya semasa hidup, Habibie akan dimakamkan di samping pusara sang istri, Hasri Ainun Habibie.

Hari mulai berganti, namun kabut duka masih tetap sama. Suasana berkabung masih sangat terasa sejak Kamis (12/9/2019) pagi.

Mereka yang tidak percaya dengan kepergian Habibie bergantian membuat posting kalimat berkabung di media sosial. Kalimat-kalimat duka dalam posting itu seakan menjadi mewakili masyarakat Indonesia yang tidak bisa mengantar Habibie ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Kamis pagi, rumah Habibie kian ramai. Bukan hanya diramaikan awak media, warga juga berbondong–bondong ingin melihat presiden ketiga RI untuk terakhir kalinya.

Bukan hanya di kediaman Habibie, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan tempat Habibie dan Ainun akan bersama lagi juga sudah ramai sedari pagi.

Satu per satu wajah–wajah yang akrab di layar kacar hingga mereka yang tidak dikenali sama sekali, berkumpul menjadi satu untuk menyambut kedatangan salah satu putra terbaik bangsa ini.

Andi Cing Cing salah satunya. Wanita berusia 50 tahun ini datang langsung dari Kalimantan Selatan. Dia merupakan tetangga Habibie semasa tinggal di Parepare.

Karena kesannya yang mendalam kepada Habibe, Cing Cing rela menempuh perjalanan jauh Jakarta–Kalimantan demi melihat Habibie untuk terakhir kalinya.

"Saya ketemu terakhir kali dua tahun lalu waktu ayah saya meninggal, beliau datang. Benar-benar orang yang baik," kata Cing Cing.

Baca juga: Masyarakat Sipil hingga Tetangga Habibie Ikuti Proses Pemakaman di TMP Kalibata

Hari semakin siang, matahari semakin menunjukkan kehebatannya. Panas menyengat sudah pasti tidak dapat dihindari lagi. Namun, pancaran sinar matahari yang menjilat kepala dan punggung tidak menyurutkan warga yang berdiri berjam-jam di sepanjang jalan Kalibata untuk menunggu kedatangan Habibie.

Tepat pukul 12.24 WIB, rombongan pengantar jenazah pun berangkat dari kediaman Habibie. Setiap "jengkal" laju mobil jenazah sangat menyita mata masyarakat Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com