Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPJS Kesehatan Dituntut Minta Maaf dan Klarifikasi soal Iklan Joker

Kompas.com - 11/10/2019, 16:15 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Perhimpunan Jiwa Kesehatan, Yeni Rosa mengatakan, pihaknya memberi dua syarat perdamaian antara komunitasnya dengan BPJS Kesehatan.

Hal itu terkait postingan BPJS Kesehatan di akun media sosialnya soal Joker.

“Ya kami akan berdamai kalau dua syarat nantinya terpenuhi oleh BPJS Kesehatan,” ujar Yeni Rosia di Kantor BPJS Kesehatan, Letjand Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019).

Sebelumnya BPJS Kesehatan disomasi oleh komunitas organisasi peduli kesehatan jiwa yang terdiri dari ODGJ/penyandang disabilitas mental (PDM), termasuk Komunitas Perhimpunan Jiwa Kesehatan.

Baca juga: Usai Terima Somasi, BPJS Kesehatan Hapus Foto Joker di Facebook

Unggahan BPJS Kesehatan yang berlatar belakang Joker dianggap membuat stigma masyarakat memandang bahwa orang yang memiliki gangguan jiwa berbahaya bahkan berpotensi berbuat jahat.

Ada dua syarat yang harus dipenuhi BPJS. Pertama, BPJS Kesehatan harus mengunggah klarifikasi kepada masyarakat tentang iklan Joker tersebut.

Sebab postingan itu dianggap memengaruhi stigma masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

BPJS harus mengunggah permintaan maaf dan mengklarifikasi bahwa postingan mereka menyamakan orang gangguan jiwa dengan Joker itu keliru.

“Meskipun udah diturunkan oleh BPJS postingannya, tapi kan jejak digitalnya udah nyebar kemana-mana, udah di-forward pastinya. Artinya harus ada klarifikasi resmi oleh BPJS dan harus disebar ke semua media sosial yang mereka memiliki,” ujar Yeni.

Baca juga: Unggah Iklan Joker, BPJS Kesehatan Dianggap Buat Stigma bagi ODGJ

Kedua, komunitas organisasi kesehatan jiwa ijuga meminta BPJS Kesehatan selama tujuh hari kedepan melakukan kampanye melalui postingan yang bisa mengubah citra orang gangguan jiwa tak berbahaya.

Sebab, BPJS merupakan salah satu instansi pembentuk opini masyarakat.

“Kita berharap bahwa BPJS kedepannya akan menjadi leading centre untuk memperbaiki stigma dan sesegera mungkin di-upload lah klarfikasinya selama tujuh hari kedepan,” katanya.

Yeni menganggap pentingnya peringatan dan pembahasan dengan BPJS Kesehatan terkait iklan Joker yang dipostingnya.

Sebab dengan postingan itu, BPJS Kesehatan bisa dianggap membuat stigma bahaya pada orang yang alami gangguan jiwa.

“Kenapa kemudian BPJS ini mengeluarkan statement itu kita anggap penting karena BPJS ini kan lembaga negara. Kalau dia mengatakan orang gangguan jiwa tidak dikasih obat bisa jadi Joker. Maka nantinya masyarakat akan menganggap itu sebagai legitimasi dari negara bahwa betul orang dengan gangguan jiwa itu berbahaya dan bisa jadi joker,” ucapnya.

Baca juga: Perhimpunan Jiwa Kesehatan Imbau Masyarakat Tak Terpengaruh Iklan BPJS Kesehatan soal Joker

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com