Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pelantikan Presiden, Penjual Bunga di Rawa Belong Mulai Kebanjiran Order

Kompas.com - 18/10/2019, 19:32 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang di Pasar Kembang Rawa Belong mulai kebanjiran pesanan merangkai karangan bunga sebagai tanda ucapan selamat jelang pelantikan presiden dan wakil presiden Indonesia pada Minggu (20/10/2019).

Firman, salah satu pedagang di sana mengaku bahwa pada Jumat (18/10/2019) petang ia sudah mendapat tiga pesanan karangan bunga untuk hari pelantikan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin.

"Buat pelantikan Pak Jokowi, baru masuk tiga (order) sore ini," ucap Firman kepada Kompas.com di Pasar Kembang Rawa Belong, Jakarta Barat, Jumat (18/10/2019).

Bentuk tulisan yang dipesan pun beragam. Demikian juga dengan rangkaian ucapan selamat yang ikut menghias.

"Cuma permintaan ribet-ribet juga. Karena saya malas hurufnya itu banyak-banyak kayak bunga biasanya kan hanya ucapan Selamat dan Sukses sama untuknya kan udah. Ini kan ucapannya banyak," tambah Firman.

Bersama dengan tiga orang karyawannya, Firman menggarap pesanan di toko bunganya, Firman Florist.

Baca juga: Fakta Jelang Pelantikan Presiden, Keamanan Rumah Jokowi Berlapis hingga Patroli di Sekolah

Dari ketiga pesanan, Firman mengatakan bahwa harga karangan bunga yang dijualnya mulai dari Rp 500.000 sampai Rp 650.000 per papan. Itu pun tergantung dengan ukuran papan bunga yang dipilih pemesan.

"Kalau harga yang standar Rp 500.000 sampai dengan Rp 650.000. Kalau untuk pemesan ucapan pelantikan sih perorangan menggunakan nama-nama samaran," kata Firman.

"Tapi kalau orderanya itu sejauh ini baru tiga, enggak tahu besok," imbuhnya.

Firman menjelaskan, komposisi yang ia gunakan dalam satu karangan bunga terdiri dari bambu atau kerangka, styrofoam, lembar spon, kertas suyok, dan bunga hias di sekeliling papan.

"Dalam satu papan ada yang ukuran 1,5 meter x 2 meter dan 1,25 meter x 2 meter," ujar Firman.

Baca juga: Pemagaran Pelintasan Kereta Dekat Stasiun Palmerah Tak Ada Hubungannya dengan Pelantikan Presiden

Bambu yang digunakan untuk kerangka papan bunga diambil dari Serang, sementara untuk bunga barbera dan aster didatangkan dari Bandung dan Cipanas serta wilayah Jawa Barat lainnya.

Dalam membuat satu papan karangan bunga, Firman dan teman-temannya dapat menggarapnya dalam waktu 3 jam.

Sementara untuk omzet, Firman mengaku belum bisa menghitungnya karena pada Jumat hingga Minggu, jumlah pesanan bunga untuk ucapan pernikahan dan selamat meningkat dibanding hari biasa.

"Soal omzet musiman sih. Jumat, Sabtu, Minggu suka ramai, kalau hari biasa kami ngandalin orang meninggal, atau pembukaan toko jadi enggak nentu," kata Firman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com